Makna Syair:
Bait ini berisi pengakuat penyair terhadap rasa cintanya kepada kekasihnya "Karena rinduku kepada kekasihku terus menderu maka tatkala terlintas bayangannya didalam mimpiku membuatku terbangun dari tidurku lantas membuatku tidak bisa tidur kembali. Memang seperti inilah kekuatan cinta. Cinta dapat menghalangi sang pecinta terhadap kelezatan-kelezatan lain akibat penyakit yang dibawa oleh rasa cinta itu sendiri yang mana penyakit itu disebabkan karena seoarang pecinta yang belum bisa bertemu dengan kekasihnya.
Yaa laaimi fi al-hawa al-udzri ma'dziratan # minni ilaika walau anshofta  lam talumi
'Adatka haali laa sirrii bimustatiri           # 'ani al-wusyaati wa laa daaii bimunhasimi
Arti:
Wahai orang yang mencela cintaku! Cinta Bani Udzrah, izinkan aku memintakan maaf untukmu. Seandainya engkau dapat bersikap objektif maka pasti engkau tidak akan mencela cinataku.
Engkau telah mengetahui keadaanku, tidak ada yang tersembunyi dariku dihadapan orang-orang yang gemar memfitnah cintaku, dan tidak ada penyakit yang kututupi lagi dari mereka
Makna Syair:
Wahai orang yang mencela dan memfitnah cintaku! yang menisbatkan cintaku seperti cintanya bani udzrah --sekelompok orang yang memliki tingkat cinta sangat sempurna, dimana laki-lakinya tidak pernah mendua dan perempuannya cinta mati kepada suaminya-. Seandainya engkau dapat bersikap objektif terhadp perilakuku yang melewati batas akibat penyakit cinta yang kuderita niscaya engkau pasti tidak akan mencela cintaku. Karena orang yang terkena penyakit fisik saja ia akan berbuat yang tidak sewajarnya diperbuat, dan itu dima'fu apalagi dengan kondisiku yang sedang dirundung penyakit cinta, apakah engkau tidak bisa memakluminya? Tetapi izinkan aku memintakan maaf untukmu.
Mahhadtani al-nusha lakin lastu asma'uhu # inna al-muhibba 'ani al-udzzali fi somami
Innii itahamtu nashiha al-syaiba fi 'adzali # wa al-syaibu ab'adu fii nushi 'ani al-tuhami