Indonesia juga merupakan negara agraris yang dengan memiliki sumber daya manusia terbanyak ke 4 yang mencapai 261 juta jiwa (BPS, 2018). Namun, angka tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan(Dharmawan, 2016).
Produksi pangan nasional yang menurun dipengaruhi oleh menurunnya jumlah petani Indonesia.Keadaan ini akanmemperburukproduksi pangan pada masa mendatang. Sampai tahun 2019 proyeksi tenaga kerja pertanian dengan umur produktif antara 25 sampai 29 tahun tergolong sangat rendah (BPS Sensus Pertanian, 2013). Para pemuda desa lebih memilih urbanisasi ketimbang melanjutkan usaha keluarga sebagai petani. Pemuda saat ini tidak menaruh minat pada kegiatan pertanian, hal ini disebabkan persepsi tentang kegiatan usaha tani serta nasib petani yang sangat suram.
Faktor mendasar yang menyebabkan penurunan minat para pemuda dalam menekuni kegiatan pertanian menurut Sembara (2009) adalah; (1) masyarakat tidak mengenal pertanian, (2) adanya persepsi negatif masyarakat terhadap pertanian yang ditunjukkan dengan penurunan citra petani di masyarakat, dan (3) adanya identifikasi petani dengan kemiskinan di perdesaan. Dampak rendahnya minat pemuda dalam kegiatan pertanian adalah; (a) hilangnya regenerasi pengelola pertanian dimasa depan, (b) keterbatasan sumberdaya berkualitas dan tenaga ahli di bidang pertanian, (c) ketergantungan petani pada pihak asing; dan (d) muncul dampak lanjutan yaitu krisis pangan (Budiati, 2014).
Melihat Kondisi tersebut, Kementrian Pertanian khawatir Indonesia terancam kehilangan petani. Hal ini juga dapat menghambat Indonesia dalam mewujudkan Sustainable Development Goals dalam mengatasi Kelaparan dan Kemiskinan.PROTASI (Program Tani Siswa) menjadi salah satu cara yang digagas oleh penulis sehingga dapatmembantu pemerintah mengatasi permasalahan tersebut.
Sasaran PROTASI sendiri adalah Siswa Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar dipilih karena ingin mengenalkan dunia pertanian sejak dinimengingatpembangunan berkelanjutan yang baik dimulai dari anak-anak.
Konsep PROTASI (Program Tani Siswa)
PROTASI merupakan program pembelajaran bertani di lingkungan sekolah yang dikenalkan sejak sekolah dasar. Program ini dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar dengan tujuan memperkenalkan pertanian sejak dini. Mengingat generasi muda Indonesia yang semakin menjauhi profesi sebagai petani (Hasan, 2017). Hal ini dapat menyebabkan Indonesia krisis pemuda tani. Oleh karena itu dengan program ini diharapkan dapat menciptakan petani-petani muda masa depan Indonesia. Kegiatan program ini juga melibatkan pengawasan dari orang tua dan nantinya tidak hanya dilakukan didalam kelas saja, namun ada yang dilakukan diluar kelas (outdoor) agar siswa tidak merasa jenuh. Adapun manfaat belajar outdoor dapat meningkatkan kapasitas belajar dan motivasi siswa (Sejati, Sumarmi, & Ruja, 2016).Â
Pengembangan PROTASI memerlukan koordinasi dan integrasi kebijakan yang sangat intensif untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai. Koordinasi sinergi pengembangan diperlukan dalam kerangka kerja sama dan dukungan lintas sektor atau lintas kementerian. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi PROTASI adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah
Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanberperan dalam merumuskan kebijakan, memberi dukungan edukasi, administrasi, dan anggaran, serta mengawasi pelaksanaan PROTASI.
2. Sekolah
Pihak Sekolah berperan strategis melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kepala Sekolah berperan mengawasi pelaksanaan di sekolah. Guru atau wali kelas yang dipercaya oleh kepala sekolah berperan memandu dan membimbing siswa dalam melaksankan kegiatan.Â
3. Siswa
Siswa berperan aktif sebagai pihak yang terkena dampak kebijakan. Siswa diwajibkan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan.
4. Orang Tua/Wali
Pihak diluar sekolah yang diharapkan mendukung dan ikut serta dalam pengawasan kegiatan ini diharapkan selalu berperan aktif dalam memantau dalam laporan pembelajaran anak
Berbagai Kegiatan PROTASI
Pembelajaran bertani kepada siswa dilakukan secara bertahap, berkesinambungan, dan berkelanjutan melalui berbagai media permainan siswa serta serangkaian kegiatan pendukung lainnya. Siswa tidak hanya dibimbing untuk menguasai materi berupa teori-teori pelajaran, melainkan dibebaskan untuk bermainan sesuai yang siswa sekolah dasar sukai.
Pengenalan Macam -- Macam Sayuran dan Buah-Buahan Beserta Manfaatnya
Dalam mengenal sayur dan buah beserta manfaatnya menggunakan metode permainan. Hal ini bertujuan agar tidak merasa bosan saat belajar. Melalui metode ini, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar, baik secara individual maupun kelompok(Mujinem & Kawuryan, 2013).Metode permainan ular tangga digunakan dalam kegiatan ini.Siswa wajib menjawab pertanyaan dari kartu yang ada didalam kotak.
Kegiatan ini dilakukan di lapangan sekolah sebelum pelajaran olahraga dimulai. Diharapkan siswa menjadi tahu macam-macam sayur dan buah-buahan beserta manfaatnya setelah melakukan kegiatan ini. Setelah mengetahui manfaatnya siswa diharapkan menjadi suka dan makan berbagai jenis sayur.
Belajar Bertani
Kegiatan Belajar Bertani dikonsep dengan beberapa program, seperti cara memilih bibit yang bagus, bercocok tanam (biasa/hidroponik), merawat, dan cara memanen hasil tani.Siswa diajarkan untuk menanam dan merawat tanaman dilingkungan sekolah. Setelah itu siswa disuruh merawat tanaman setiap hari (sebelum masuk kelas/ setelah proses pembelajaran). Kegiatan ini merupakan outdoor agar siswa tidak bosan yang terus-menerus belajar dikelas.
Setelahbelajar bertani, siswa bisa menerapkan kegiatan tersebut di lingkungan rumah. Seperti yang dilakukan oleh warga Desa Enaneontes, yang memanfaatkan lingkungan sekitar rumah sebagai kebun. Â Walaupun tindakan kecil, namun hal ini akan berdampak besar bagi warga Desa Enaneontes Nusa Tenggara Timur yang tidak kekurangan pangan meskipun daerah tersebut dalam kategori sebagai daerah rawan pangan (Krisdyatmiko, 2012).
Market Day
Kegiatan ini merupakan ajang siswa untuk berwirausaha. Siswa akan dibimbing dan terlibat mulai dari perencanaan, promosi hingga penjualan produk dari hasil bertani mereka. Siswa juga dituntun langsung menuju pasar untuk menjajakan bibit tanaman, sayuran, ataupun hasil tanaman lainnya, supaya mengetahui langsung kondisi jual beli di pasar, serta mengasah mental mereka untuk menghadapi konsumen umum. Sehingga mereka tidak hanya sebatas berjualan di area sekolah melainkan langsung terjun ke pasar, yang mana di pasar terdapat banyak orang berinteraksi untuk bertransaksi. Dengan demikian akan terbentuk agripreneurship sejak dini, dengan demikian diharapkan muncul pemuda tani yang sukses.
Setelah siswa melakukan kegiatan PROTASI, siswa yang paling rajin, aktif, dan bisa merawat tanaman serta menjualnya akan diberi bintang emas. Bintang emas adalah sebuah kertas berbentuk bintang berwarna emas. Fungsinya sebagai reward siswa yang kemudian ditempel dilembar penilaian. Setiap sesemester sekali, wali kelasakan melakukan pengecekan dan menghitung jumlah bintang yang didapatkan masing-masing siswa. Siswa dengan perolehan bintang terbanyak akan mendapatkan reward dari sekolah. Menurut Maslow reward adalah salah satu dari kebutuhan pokok yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya (Sabartiningsih, Muzakki, & Durtam, 2018). Reward bisa berupa alat tulis maupun media tanam dan bibit tanaman. Pemberian reward dilakukan di depan siswa lain dengan tujuan agar siswa lain termotivasi melakukan berbagai kegiatan PROTASI.
PROTASI Menciptakan Pemuda Tani dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan
Peran lembaga pendidikan diperlukan dalam memberikan edukasi seluas-luasnya serta membuka wawasan terhadap pentingnya posisi dan peran sebagai petani. Lembaga pendidikan dalam hal ini Sekolah Dasar harus mempersiapkan petani-petani muda untuk terampil dalam bertani sejak dini. Sehingga dimasa mendatang tidak perlu khawatir dengan adanya krisis pangan karena masyarakat Indonesia sudah bisa memproduksi pangan untuk dirinya sendiri bahkan orang lain. Generasi muda menjadi harapan sebagai tonggak dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia berkelanjutan dalam era kemajuan teknologi saat ini. Sehingga diharapkan sektor pertanian berperan sebagai penyedia pangan yang berkelanjutan dan berhasil mewujudkan SGDs (Sustainable Development Goals).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H