Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Buku Bergambar Banjiri Kosakata Anak Pra-Sekolah

6 Maret 2016   23:56 Diperbarui: 7 Maret 2016   02:17 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena buku tersebut ditulis dalam Bahasa Inggris, saya harus menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia. Pada saat itu memang saya belum berniat mengajarkan Bahasa Inggris kepada Adel yang masih berumur 2 tahun. Saya menginginkan Adel mengenal kata kata dalam Bahasa Indonesia terlebih dahulu. Bahasa Inggris baru saya perkenalkan kepada Adel ketika menginjak usia 2 tahun 10 bulan.

Daya ingat Adel sangat kuat, sehingga saya berusaha untuk memberikan penjelasan arti dari sebuah kata dengan benar (right for the first time). Untuk memastikan kebenaran arti kata, terkadang saya harus membuka kamus.

Adel mampu mengingat kosakata baru hanya dalam satu kali sebut. Manakala menunjuk gambar angsa, Adel menyebutnya bebek. Saya pun harus menjelaskan perbedaan bentuk bebek ( duck ) dengan Angsa ( goose)

Pada hari berikut ketika saya membuka buku yang sama, Adel langsung menunjuk gambar Angsa, dan kali ini Adel menyebutnya secara benar “ angsa “.

Sama halnya ketika Adel berpindah menunjuk gambar bebek yang terletak di samping gambar angsa, Adel menyebutnya “bebek”.

Dalam kesempatan yang lain saya berusaha menunjukkan bendanya secara nyata. Pada saat itu Adel menunjuk buku itu “Tang” ( pliers) dan menyebutnya sebagai gunting. Saya pun membuka laci bufet dan menunjukkan “Tang”. Kali lain ketika saya membuka buku dan menunjuk “Tang”, Adel berdiri menuju bufet sambil menunjuk ke laci dan menyebutnya “ Tang…Tang”.

Saya mendapat kesan bahwa buku buku bergambar itu mampu merangsang panca indera Adel untuk berinteraksi dengan literatur. Buku bersampul tebal dengan warna yang menyolok mampu menggelorakan Adel untuk belajar sambil bermain. Buku dengan gambar yang jelas dan menarik menjadi penopang imajinasi. Jelas yang saya maksud adalah buku itu haruslah berisi gambar gambar photo yang nyata seperti aslinya.

Buku buku yang kurang bagus kualitas gambarnya akan mempengaruhi persepsi anak terhadap gambar tersebut. Misalnya dalam buku tertulis buah apel, tetapi di dalam gambarnya menyerupai buah pir. Karena dalam buku tertulis Apel maka saya tidak punya keyakinan lagi untuk mengajarkan bahwa buah yang Adel lihat adalah buah Apel.

Kalau saya memaksakan mengajarkannya sebagai”Apel”, maka bisa jadi ketika Adel melihat buah pir yang sesungguhnya, Adel akan mengatakan “ Apel”.Dalam pengalaman saya, buku buku ini bisa jadi menyesatkan karena anak akan mendapatkan pengertian kosakata yang salah.

Ketika Adel bersentuhan dengan buku, pada saat itulah saya mengamati terjadi semacam banjir kosakata (explosion of new vocabulary).Pada usia hampir menginjak dua tahun, Adel sudah mampu mengucapkan kalimat kalimat berikut secara jelas :

“Ibu lagi meeting ya yah?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun