Mohon tunggu...
Rika reihan
Rika reihan Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kebiasaan Posisi Duduk yang Salah Penyebab Nyeri Punggung! Bagaimana Penanganannya

7 Juni 2022   17:49 Diperbarui: 7 Juni 2022   17:57 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nyeri leher dan punggung (Sumber: izito.com)

Peralihan kebiasaan dari sebelum masa pandemik sampai pasca pandemik selalu berkaitan dengan kegiatan duduk. Terutama dalam kegiatan pembelajaran, yang awalnya bertatap muka di kelas sampai dialihkan secara online di rumah.

Pembelajaran daring atau Study From Home memberikan banyak perubahan kebiasaan pada pelajar. Study from home dilaksanakan dengan duduk dan menatap layar laptop sampai berjam-jam tanpa peregangan. Meskipun begitu kegiatan pembelajaran dari rumah maupun di kelas memerlukan konsentrasi agar dapat memahami dengan mudah, maka duduk bersandar dan membungkuk merupakan posisi nyaman yang sering dilakukan. Namun, dari pada duduk dengan posisi duduk yang benar yaitu punggung tegak lurus dan bahu ke belakang. Banyak remaja yang lebih memilih duduk dengan posisi duduk nyaman yang salah.

Posisi duduk adalah posisi yang menopang tubuh bagian atas melalui pinggul dan sebagian paha untuk membatasi gerakan. Jika terus menerus dilakukan dengan postur yang salah, tanpa melakukan pergerakan lain maka akan menimbulkan keluhan seperti rasa tidak nyaman pada tubuh, nyeri leher, kram otot, ketegangan otot, dan yang berbahaya adalah kecelakaan akibat duduk terlalu lama juga nyeri punggung bawah.

Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain yang merupakan rasa sakit atau tidak nyaman yang terletak di bawah batas bawah kosta dan di atas lipatan gluteal inferior, teralokasi di spinal lumbalis atau spinal sakralis atau keduanya.

Rasa nyeri punggung bawah, disebabkan oleh beberapa faktor berikut beserta penyebab nyeri punggung bawah dan cara penanganannya.

1. Faktor individu

Struktur tubuh manusia memiliki perbedaan antara usia, jenis kelamin, bentuk fisik, dan kegiatan fisik. Hal tersebut memberikan perbedaan signifikan, antara remaja dan lansia lalu pria dan wanita juga seberapa rutinkah seseorang dalam berolahraga dan membentuk fisik mereka. Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan dapat menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah.

2. Faktor psikososial

Contohnya seperti sakit kepala, stress, dan kecemasan atau anxiety. Hal ini bisa dikurangi dengan menerapkan pola hidup sehat dan teratur seperti beribadah agar raga dan jiwa tenang, makam makanan kesukaan untuk meningkatkan mood apabila kurang bersemangat serta tidak bergadang.  

3. Faktor physical

Keseharian yang dilakukan remaja saat pembelajaran seringkali hanya duduk dengan posisi nyaman yang salah. Sering terjadi dikalangan remaja dengan kebiasaan postur duduk yang tidak ideal. Posisi tidak ideal yang dimaksud seperti duduk menyender dan membentuk huruf C, duduk membaca dengan kepala meringkuk. 

Maka seseorang perlu melakukan posisi duduk yang benar dan aktivitas fisik agar terhindar dari nyeri punggung bawah.

Pertama, duduk tegak dengan bahu lurus, letakkan paha pada bantalan kursi. Pastikan bukan tulang ekor yang menyangga tubuh saat duduk tetapi bokong yang menyentuh belakang kursi agar terhindar dari nyeri dan kaku.

Kedua, melakukan peregangan tidak perlu lama cukup melakukan gerakan seperti pemanasan sebelum berolahraga juga meluruskan kaki jika terasa kaku dan lelah.

Ketiga, istirahat setiap 30-45 menit dengan berdiri, meregangkan tubuh, atau berjalan kecil untuk mempertahankan focus.

Ayo bergerak, agar terhindar dari nyeri dan kram pada tubuh. Masa remaja ini hendaknya diisi dengan aktifitas fisik yang menyenangkan. Pada waktu pelajaran pun hendaknya kita lakukan dengan suka cita agar dapat memahami apa yang disampaikan pengajar. Jangan berada di satu posisi saja saat duduk, cobalah melakukan peregangan dan istirahat jika lelah. Agar postur tubuh dan konsentrasi terjaga.

Referensi:

Helander, M. (2005). A guide to human factors and ergonomics. CRC press.

Wulandari, M., Setyawan, D., & Zubaidi, A. (2017). Faktor risiko low back pain pada mahasiswa jurusan ortotik prostetik politeknik kesehatan Surakarta. Jurnal Keterapian Fisik, 2(1), 8-14. 

Kusumaningrum, D., Samara, D., Widyatama, H. G., Parwanto, M. E., Rahmayanti, D., & Widyasyifa, S. A. (2021). Postur Tubuh dan Waktu Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (LBP). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 74-81. 

Kusumaningrum, D., Samara, D., Widyatama, H. G., Parwanto, M. E., Rahmayanti, D., & Widyasyifa, S. A. (2021). Postur Tubuh dan Waktu Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (LBP). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 74-81. 

Puti, C., & Rosady, D. S. (2022, January). Hubungan antara Posisi Duduk dengan Keluhan Punggung Bawah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Selama Study From Home. In Bandung Conference Series: Medical Science (Vol. 2, No. 1, pp. 1139-1144). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun