Peralihan kebiasaan dari sebelum masa pandemik sampai pasca pandemik selalu berkaitan dengan kegiatan duduk. Terutama dalam kegiatan pembelajaran, yang awalnya bertatap muka di kelas sampai dialihkan secara online di rumah.
Pembelajaran daring atau Study From Home memberikan banyak perubahan kebiasaan pada pelajar. Study from home dilaksanakan dengan duduk dan menatap layar laptop sampai berjam-jam tanpa peregangan. Meskipun begitu kegiatan pembelajaran dari rumah maupun di kelas memerlukan konsentrasi agar dapat memahami dengan mudah, maka duduk bersandar dan membungkuk merupakan posisi nyaman yang sering dilakukan. Namun, dari pada duduk dengan posisi duduk yang benar yaitu punggung tegak lurus dan bahu ke belakang. Banyak remaja yang lebih memilih duduk dengan posisi duduk nyaman yang salah.
Posisi duduk adalah posisi yang menopang tubuh bagian atas melalui pinggul dan sebagian paha untuk membatasi gerakan. Jika terus menerus dilakukan dengan postur yang salah, tanpa melakukan pergerakan lain maka akan menimbulkan keluhan seperti rasa tidak nyaman pada tubuh, nyeri leher, kram otot, ketegangan otot, dan yang berbahaya adalah kecelakaan akibat duduk terlalu lama juga nyeri punggung bawah.
Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain yang merupakan rasa sakit atau tidak nyaman yang terletak di bawah batas bawah kosta dan di atas lipatan gluteal inferior, teralokasi di spinal lumbalis atau spinal sakralis atau keduanya.
Rasa nyeri punggung bawah, disebabkan oleh beberapa faktor berikut beserta penyebab nyeri punggung bawah dan cara penanganannya.
1. Faktor individu
Struktur tubuh manusia memiliki perbedaan antara usia, jenis kelamin, bentuk fisik, dan kegiatan fisik. Hal tersebut memberikan perbedaan signifikan, antara remaja dan lansia lalu pria dan wanita juga seberapa rutinkah seseorang dalam berolahraga dan membentuk fisik mereka. Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan dapat menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah.
2. Faktor psikososial
Contohnya seperti sakit kepala, stress, dan kecemasan atau anxiety. Hal ini bisa dikurangi dengan menerapkan pola hidup sehat dan teratur seperti beribadah agar raga dan jiwa tenang, makam makanan kesukaan untuk meningkatkan mood apabila kurang bersemangat serta tidak bergadang. Â
3. Faktor physical