Mohon tunggu...
Rika Apriani
Rika Apriani Mohon Tunggu... Novelis - Writer, author, blogger. Nama Pena: Zanetta Jeanne.

Creating my own imaginary world through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelangi dalam Gelap

24 Mei 2024   10:16 Diperbarui: 24 Mei 2024   10:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guruh menggelegar dengan keras. Petir menyambar-nyambar di langit menyilaukan mata. Keisha bergegas menutup gorden kamarnya dengan dada berdebar. Tiba-tiba ia merasakan sengatan listrik menjalar dari ujung jari tangannya ke seluruh tubuhnya. Setelah itu gelap. Ia tak ingat apa-apa lagi.

Beberapa saat kemudian, Keisha tersadar. Ia perlahan membuka matanya. Gelap gulita. Rupanya ia belum menyalakan lampu.

“Apa yang terjadi pada diriku?” gumam Keisha lirih. Ia bingung kenapa ia bisa tergeletak di lantai. Ia mencoba bangun. Seketika ia melihat ada yang aneh di sekujur tubuhnya.

“Kenapa badanku bisa menyala begini?” Keisha terheran-heran. Seluruh tubuhnya seperti ada selaput tipis yang melapisi dan bersinar seperti lampu berwarna pelangi.

“Aku pasti sedang mimpi,” ujar Keisha sambil menepuk-nepuk pipinya.

“Keisha, kenapa kamu belum menyalakan lampu, Nak? Ini sudah larut malam.” Ibu Keisha setengah berteriak mengingatkannya dari luar kamar.

“Iya Ma, sebentar.” Keisha bergegas bangkit dan berjalan ke arah saklar lampu untuk menyalakannya.

Begitu lampu tersebut dinyalakan, sinar yang melapisi tubuhnya hilang. Ia mematikan lampu kamarnya, sinar itu muncul lagi. Dengan cepat Keisha menyalakan lampu kembali supaya sinar itu hilang, sambil mencoba menenangkan kegundahan hatinya atas keanehan yang terjadi pada dirinya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan rumah. Tak disangka-sangka dua orang perampok masuk ke dalam rumah saat Ibu Keisha membukakan pintu.

“Tolong! Tolong!” Ibu Keisha berteriak, namun tak lama mulutnya dibekap oleh salah satu penjahat.

“Coba kamu periksa kamar itu.” Perampok tersebut menyuruh temannya untuk masuk ke dalam kamar Keisha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun