Mohon tunggu...
Rika Apriani
Rika Apriani Mohon Tunggu... Novelis - Writer, author, blogger. Nama Pena: Zanetta Jeanne.

Creating my own imaginary world through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cincin Belah Dua

8 Mei 2024   13:13 Diperbarui: 8 Mei 2024   16:09 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com / Ron Lach

“Yah, aku pinjam becaknya dulu ya. Ada urusan bentar, mau ketemu teman lama.” Adi meminta ijin ayahnya untuk keluar rumah.

“Lho, kok baru balik sudah mau narik becak lagi, Nak. Apa kamu ga capek?" Tanya Ayah Adi keheranan.

“Adi mau keliling-keliling nostalgia sama becak ayah. Hehe...” Adi menggaruk-garuk kepalanya walaupun tidak gatal.

“Owalah Nak, ada-ada aja kamu ini. Ya sudah, hati-hati di jalan ya.” Pak Agus mengamati anaknya yang beranjak berjalan ke depan rumah untuk mulai mengayuh becaknya sampai menghilang dari pandangannya.

Perlahan Adi mengayuh becaknya menyusuri jalan-jalan yang dulu pernah dilaluinya bersama dengan Ica. Terlihat jauh sekali perbedaannya dibandingkan sepuluh tahun yang lalu. Kini banyak gedung-gedung besar dan rumah-rumah mewah dibangun di sepanjang jalan. Jalanan yang dulu banyak rusak, sudah mulus dan lebar sekarang. Mobil, motor, bus dan kendaraan lain semua tumpah ruah ke jalan.

Tadi Adi sempat diingatkan ayahnya bahwa ada pembatasan daerah operasi untuk becak saat ini, jadi ia tidak bisa sembarangan melewati jalan-jalan yang dilarang untuk dilalui. Beruntung daerah-daerah tujuan Adi tidak termasuk dalam area pembatasan untuk dilalui becak.

Adi memberhentikan becaknya tepat di bawah pohon di depan gerbang Pasar Mede. Ia teringat di masa lalu pada saat ia menemukan penjaja aksesoris imitasi yang berjualan di kios kecil di deretan kios-kios di depan pasar.

Dengan ragu-ragu Adi kecil menghampiri bapak-bapak setengah baya yang sedang duduk menjaga tokonya siang itu.

“Pak, ada jual cincin yang murah ga?” Tanya Adi dengan suara lirih dan tidak percaya diri.

“Cari cincin apa, Dik? Ini ada banyak cincin di sini. Kamu pilih sendiri ya. Mau cincin yang seperti apa? Buat siapa?” Bapak itu malah balik bertanya.

“Um... cincin untuk couple ada ga, Pak? Adi menjawab dengan malu-malu. Wajahnya langsung memerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun