Di lain sisi, kondisi kehidupan keluarga yang bersifat personal kerap menjadi pertimbangan terbesar tenaga kesehatan untuk memilih tempat mengabdi. Tenaga kesehatan sangat mempertimbangkan ketersediaan fasilitas pendidikan, transportasi, faktor perekonomian, keamanan yang berkualitas bagi anggota keluarga.
Sangat tidak mungkin seorang dokter membawa seluruh keluarga ke wilayah konflik yang mengancam jiwa. Untuk itu, diperlukan pemerhatian dan penguatan status nakes di mata hukum oleh pemerintah yang menjanjikan kesejahteraan yang tidak hanya untuk nakes itu sendiri melainkan juga bagi keluarga nya.Â
Meskipun profesi tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, ahli gizi, farmasi dan nakes lainnya merupakan pekerjaan yang terikat sumpah untuk masyarakat, dalam ini juga nakes harus dipenuhi hak-haknya. Demi pelayanan kesehatan yang berdasarkan asas kemanusiaan, optimal dan adil, bagaimanapun kesejahteraan tetap menjadi pertimbangan utama.
Ketimpangan yang terjadi tentu bukan tanpa sebab, jika saja nakes di seluruh Indonesia memiliki kehidupan yang sejahtera. Perbaikan skema gaji, pemberian payung hukum yang kuat, perlindungan terhadap keluarga dan keistimewaan bagi nakes harus diutamakan.
Oleh karena itu, tantangan ketimpangan dan pra-kesejahteraan harus dihilangkan dan semoga pemimpin Indonesia terpilih dapat memberikan solusi yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H