Siswa juga disarankan untuk mengambil TOPIK (Test of Proficiency in Korean), sebuah tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman berbahasa Korea dari seorang penutur asing, setelah menyelesaikan beberapa level.
Saya sudah pernah mengambil ZD (Zertifikat Deutsch, ujian internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Jerman), TOEFL (ujian internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris), dan JLPT (Japanese-Language Proficiency Test, ujian internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Jepang). Pada waktunya nanti saya juga ingin mengambil TOPIK.
Saat mempersiapkan diri untuk ujian internasional, memang aspek membaca, menulis, mendengar, dan berbicara harus dilatih secara bersamaan dalam kurun waktu lama. Bagaimana memulainya?
1. MULAI DENGAN AKSARA
Ini penting terutama bagi pembelajar bahasa asing yang menggunakan sistem aksara mereka sendiri dan bukan huruf Latin, seperti bahasa Jepang, bahasa Korea, dan bahasa Mandarin, dan pembelajar bahasa asing yang menggunakan banyak tanda untuk membedakan bunyi seperti bahasa Perancis.
Mulai dengan belajar aksaranya terlebih dahulu, sampai hafal luar kepala, sampai khatam dan mampu membaca teks (meskipun belum mengerti artinya).
Setelah menghafal sistem aksara, coba untuk menuliskannya berkali-kali. Tidak usah sampai merangkai huruf-huruf menjadi sebuah kata, tapi familiarkan diri dengan sistem alfabet baru itu.
Dengan menulis, kita melatih dua memori:
1. brain memory, yaitu informasi tentang aksara baru yang kita sedang pelajari,
2. muscle memory, yaitu ingatan otot tangan kita yang jadi mampu menulis karena terkoneksi dengan brain memory.