Dari satu bahasa asing ke bahasa asing lain yang saya pelajari saya menilik empat aspek yang harus dikembangkan secara bersamaan, yaitu:
1. membaca,
2. menulis,
3. mendengar,
4. berbicara.
Untuk menguasai sebuah bahasa asing, tidak boleh ada dari keempat aspek ini yang terlupakan.
Sering mendengar lagu dalam bahasa tertentu, tapi tidak bisa menuliskan lirik lagu itu?
Bisa membaca teks dalam sebuah film/drama, tapi tidak bisa mengucapkannya kembali dengan lantang?
Kedua hal itu pernah saya alami ketika belajar bahasa asing, dan saya amati terjadi juga pada para pembelajar bahasa secara otodidak.
Di tempat les bahasa Korea saya yang sekarang ada banyak siswa yang bisa berbahasa Korea karena menonton drama, menonton variety show, dan mendengar lagu-lagu K-Pop.
Secara penggunaan bahasa, mereka sangat luwes. Mereka mampu menirukan intonasi, cengkok, dan logat yang sangat mirip dengan penutur asli bahasa Korea. Mereka juga cepat mendengar dan mampu menuturkan kembali apa yang mereka dengar.
Akan tetapi, ketika memahami tata bahasa yang begitu beragam, membaca teks, mereka mengalami kesulitan. Tak heran, karena bahasa yang mereka pelajari adalah bahasa colloquial, bahasa informal yang digunakan sehari-hari, penuh dengan slang dan istilah-istilah yang dinamis sesuai dengan perkembangan jaman.
Jika memungkinkan, sebaiknya mempelajari bahasa asing di institusi resmi yang mengajarkan bahasa itu. Sebuah institusi resmi akan mengajarkan keempat aspek dalam berbahasa secara seimbang.
Sebuah institusi resmi memiliki empat buah ciri, yaitu:
1. didukung oleh pemerintah dari negara yang merupakan asal bahasa itu,
2. memiliki banyak cabang di berbagai negara,
3. memiliki buku pengajaran standar dengan leveling yang pakem dan sistem pengujian yang mapan,
4. menyediakan ujian kemampuan dan sertifikat yang diakui secara internasional.
Korea Selatan memiliki King Sejong Institute yang mengajarkan bahasa Korea secara terorganisir dan terstruktur di seluruh dunia.
Meskipun King Sejong Institute bisa dibuka dengan sistem franchise di sebuah negara, pelatihan guru, materi pengajaran, dan detail teknis lain berada di bawah supervisi King Sejong Institute di Korea Selatan.
Buku pelajaran yang digunakan standar di semua cabang, yaitu (Sejong Korean) dari 1 sampai 8 untuk level Pemula 1, Pemula 2, Menengah 1, dan Menengah 2. Masing-masing level dipecah lagi menjadi 2 sublevel.
Siswa juga disarankan untuk mengambil TOPIK (Test of Proficiency in Korean), sebuah tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman berbahasa Korea dari seorang penutur asing, setelah menyelesaikan beberapa level.
Saya sudah pernah mengambil ZD (Zertifikat Deutsch, ujian internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Jerman), TOEFL (ujian internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris), dan JLPT (Japanese-Language Proficiency Test, ujian internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Jepang). Pada waktunya nanti saya juga ingin mengambil TOPIK.
Saat mempersiapkan diri untuk ujian internasional, memang aspek membaca, menulis, mendengar, dan berbicara harus dilatih secara bersamaan dalam kurun waktu lama. Bagaimana memulainya?
1. MULAI DENGAN AKSARA
Ini penting terutama bagi pembelajar bahasa asing yang menggunakan sistem aksara mereka sendiri dan bukan huruf Latin, seperti bahasa Jepang, bahasa Korea, dan bahasa Mandarin, dan pembelajar bahasa asing yang menggunakan banyak tanda untuk membedakan bunyi seperti bahasa Perancis.
Mulai dengan belajar aksaranya terlebih dahulu, sampai hafal luar kepala, sampai khatam dan mampu membaca teks (meskipun belum mengerti artinya).
Setelah menghafal sistem aksara, coba untuk menuliskannya berkali-kali. Tidak usah sampai merangkai huruf-huruf menjadi sebuah kata, tapi familiarkan diri dengan sistem alfabet baru itu.
Dengan menulis, kita melatih dua memori:
1. brain memory, yaitu informasi tentang aksara baru yang kita sedang pelajari,
2. muscle memory, yaitu ingatan otot tangan kita yang jadi mampu menulis karena terkoneksi dengan brain memory.
2. HAUSLAH AKAN KOSAKATA BARU
Kita mungkin tidak langsung mengerti grammar, kita mungkin tidak cepat bisa mengerti tenses, tapi kita harus bisa memperkaya diri dengan kosakata baru setiap hari.
Salah seorang sunbae (senior) saya di tempat les bahasa Korea mengajarkan untuk belajar 5 buah kata baru setiap hari. Setiap hari, tanpa jeda. Dalam setahun kamu bisa menguasai 1.825 kata baru, katanya.
Bagaimana cara belajarnya?
Dengan menuliskannya berulang-ulang, dengan mencoba membuat kalimat dengan kata itu, dengan membuat jembatan keledai untuk mengingat beberapa kata yang mirip secara struktur ataupun secara makna.
Contohnya saja untuk bahasa Korea:
(yeohaeng) berarti travel.
Saya membuat jembatan keledai yang menyambungkan kata (yeohaeng) dengan (eunhaeng, yang berarti bank) dan (haengbok, yang berarti kebahagiaan).
--- ---
Supaya bisa traveling saya perlu uang di bank, traveling berguna karena membuat saya bahagia.
Kayaknya maksa banget? Nggak apa-apa, namanya juga jembatan keledai untuk membantu belajar dan mengingat, bagaimanapun caranya.
3. RANGKAIKAN TATA BAHASA
Grammar atau tata bahasa bisa menjadi overwhelming dan menakutkan jika tidak dilatih penggunaannya.
Ketika aksara sudah dikuasai, kosakata baru perlahan-lahan bertambah, latihan menulis dengan menggunakan grammar adalah langkah selanjutnya.
Pada level-level pemula dalam semua bahasa asing yang saya pernah pelajari (Inggris, Jerman, Jepang, Perancis, dan Korea) grammar pertama yang diajarkan adalah yang berkaitan dengan tenses: masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Setelah mempelajari bentuk simple past tense, simple present tense, dan simple future tense, pembelajar akan diajak mengkombinasikannya dengan bentuk continuous, untuk mengindikasikan kegiatan yang sedang berlangsung, sebuah kebiasaan, dan lain sebagainya.
Saya akan mengambil contoh dari bahasa Inggris.
I will go. (Saya akan pergi.) --> simple future tense.
Ubah menjadi bentuk continuous untuk mengindikasikan probabilitas tinggi dari sebuah aktivitas yang akan terjadi.
I will be going. (Saya akan pergi) --> simple future continuous tense.
Coba ubah ke dalam simple past tense untuk menceritakan kegiatan di masa lalu.
will --> would
I will go. --> I would go.
I will be going. --> I would be going.
Tidak susah, kan? Karena dari grammar ke grammar, tenses ke tenses, semua ada pola dan formulanya seperti yang saya pernah tuliskan di sini, tentang belajar bahasa yang seperti belajar matematika.
Semakin banyak grammar dan tenses yang dipelajari, semakin perlu latihan menulis untuk mengkombinasikan informasi-informasi baru itu.
4. CARI LEARNING BUDDY
Learning buddy, teman belajar itu wajib ada. Carilah teman belajar yang memiliki passion yang sama dan ketekunan yang sama dalam mempelajari bahasa asing yang menarik minat kita. Kamu dan learning buddy bisa saling mengisi pengetahuan dan mengoreksi kekeliruan.
Dengan belajar bersama kita melatih beberapa aspek berbahasa sekaligus: kemampuan menggunakan tata bahasa dan kosakata secara lisan dan tulisan, dan kemampuan mendengar, memahami, dan merespon apa yang orang lain katakan.
Untuk melatih aspek membaca, kamu dan learning buddy kamu bisa mengunduh latihan soal dari ujian internasional pada tahun-tahun yang sudah lewat.
Pada ujian itu ada sesi menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang terkandung di dalam sebuah teks. Ada juga sesi menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang terkandung di dalam sebuah dialog yang diperdengarkan sepanjang tes. Berlatih dengan ujian internasional akan memupuk kepercayaan diri dalam belajar dan menguasai sebuah bahasa asing.
Sebab manusia mana yang tidak suka dinilai dan diberi target nilai yang harus dicapai? Sudah belajar sekian lama, tapi nilai tes belum memuaskan? 'Kan malu sama diri sendiri.
Menonton film, mendengarkan musik, dan membaca literatur memang mampu mengasah kemampuan membaca, menulis, dan mendengar. Akan tetapi, hanya dengan learning buddy kamu dapat melatih kemampuan berbicara secara komprehensif.
PENUTUP
Semoga tips di atas berguna, ya. Jadi, kamu sedang belajar bahasa asing apa sekarang?
Share, yuk, di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H