Sedangkan untuk buku kedua "The Cringe Stories", hanya tiga dari total sembilan cerita yang saya bagikan di blog selama beberapa hari sebagai teaser untuk kehadiran buku kedua ini. Ketiga cerita itu pun tidak saya berikan ending-nya supaya pembaca penasaran dan menantikan kapan buku selesai dicetak. Semoga saja sih, hehehe.
Selain itu saya juga memberikan tips untuk proses swasunting. Terkadang proses penyuntingan bikin seorang penulis sangat malas, lebih malas daripada waktu menulis cerita itu sendiri. Mengapa demikian? Karena pada proses penyuntingan, penulis diperhadapkan, dibenturkan dengan kapabilitas dirinya sendiri.
Dia dituntut untuk dengan rendah hati mengambil sudut pandang lain supaya buku lebih bisa diterima oleh pembaca, lebih laku, dan lain sebagainya. Ego penulis terkadang tidak mengijinkan hal itu, sehingga banyak penulis yang saya tahu sangat enggan memulai penyuntingan sebelum mengirimkan naskah ke penerbit karena enggan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin dia sudah buat.
Tips untuk memulai proses swasunting adalah dengan mengendapkan naskah, jika memungkinkan, selama kurun waktu tertentu. Saya pernah mencoba menulis sampai selesai tanpa menyunting, mengendapkan naskah itu selama satu sampai empat minggu, lalu kembali memegangnya untuk memulai penyuntingan. Dari pengalaman tersebut saya mengambil kesimpulan: satu minggu adalah waktu yang paling tepat untuk merevisi struktur, alur, atau bahkan sudut pandang penceritaan (PoV), tanpa mengubah garis besar cerita.
Jika naskah dipegang kembali setelah ditinggalkan lebih dari satu minggu, maka kita sebagai penulis akan melihat naskah itu dengan mata yang sama sekali baru. Dalam satu bulan hidup kita bergerak cepat dan diri kita pun banyak berubah. Perubahan-perubahan dalam hidup akan mengubah cara kita bercerita. Alih-alih "hanya" merevisi naskah yang sudah jadi dan hanya perlu dimatangkan, bisa-bisa kita merombak keseluruhan cerita dan membuat sebuah cerita baru.
'Kan sayang? Waktunya, tenaganya, dan lain sebagainya.
Jadi, untuk diri saya sendiri jika waktu memungkinkan saya akan mengendapkan naskah selama satu minggu sebelum melakukan swasunting. Itulah yang saya lakukan dengan naskah buku "The Cringe Stories". Selain menulis satu cerpan dalam beberapa babak, saya juag berlama-lama mengambil waktu, menjaga jarak dengan tulisan saya supaya saya punya sudut pandang yang lebih segar ketika "kami bertemu lagi".
Aktivitas promosi kedua buku saya pada sesi Zoom kali ini malah lebih seperti workshop menulis kreatif, ya, dan bukan marketing buku? Hehehe. Pada intinya, saya senang berbagi. Dan teori yang dijabarkan panjang kali lebar kali luas di dalam beribu-ribu buku, buat saya pribadi lebih enak didengar dan akan lebih nyantol di kepala jika didengar sebagai pengalaman dari penulis lain.
Jadi, kata siapa Friday, the 13th adalah hari sial? Bukan hari sial jika dihabiskan bersama Klub Buku KLIP. Eaaa.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H