3. Memberikan persetujuan/sanggahan terhadap tema dan nilai-nilai yang diangkat oleh penulis fiksi lain di dalam karya-karya mereka.
Banyak membaca dan menonton tanpa menulis hanya membuat seorang pencipta fiksi merasa "mampet". Ia memiliki banyak ide cerita yang dipicu oleh bacaan/tontonannya, namun ia tidak memiliki media untuk mengekspresikan ide itu. Tulisan yang terinspirasi oleh bacaan/tontonan tidak harus berupa cerita fiksi kok, ia bisa juga berupa esai nonfiksi.
Dari bagan yang saya buat di atas, terlihat jelas bahwa supaya dapat terus menulis saya harus terus membaca dan menonton. Kebetulan yang saya gemari saat ini adalah membaca berita dan menonton drama Korea.
Mempelajari fiksi karya penulis ternama sejak masih duduk di bangku SMP membuat saya sekarang beristirahat dari membaca karya orang lain; sekarang waktunya menulis fiksi versi saya sendiri. Cara mudah untuk memulainya adalah sebagai berikut:
1. Buat sebuah karakter berdasarkan karakter orang yang saya sukai (atau tidak sukai).
2. Taruh karakter tersebut pada sebuah setting yang saya kutip dari sebuah berita. Berita kehidupan sehari-hari memang sumber inspirasi tak berkesudahan untuk sebuah karya fiksi ataupun nonfiksi.
3. Tulis alur dan ending yang bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Voila, sebuah karya fiksi sudah tercipta.
Walaupun aktivitas membaca saya terbatas akhir-akhir ini, aktivitas menonton saya tetap berjalan dengan lancar. Aktivitas ini bisa dilakukan sambil lalu; sambil memasak, menyetrika, menyusui bayi, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Mengerjakan hal-hal itu sambil menonton rasanya seperti sedang ditemani.
Beranjak dari menggemari serial kriminal produksi Hollywood, sejak empat tahun lalu saya menggemari drama Korea dari berbagai genre (walaupun pada akhirnya drakor yang paling banyak saya tonton adalah tentang kriminal dan hukum). Drama Korea memang tidak ada lawannya dalam hal: 1) mengangkat tema biasa menjadi kisah yang membuat baper, 2) mempercantik visual sehingga setiap adegan, yang klise sekalipun, bisa menjadi memorable.
Sebagai pencipta fiksi, ada tiga hal yang saya bisa pelajari dari drama Korea yaitu: