Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskah yang Tak Manusiawi

10 April 2020   13:13 Diperbarui: 10 April 2020   13:30 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memaksa memikul salib yang beratnya berlipat kali berat tubuh-Nya sendiri.

Memaku tangan dan kaki, serta menusuk lambung.

Mengabaikan jerit kesakitan seorang manusia yang dagingnya dilubangi.

Membiarkan Ia tergantung sampai mati dalam keadaan hina dan sendirian.

Orang-orang yang menyakiti Dia adalah orang-orang yang sama yang mengelu-elukan kedatangan-Nya ke Yerusalem di atas punuk seekor keledai.

Mereka melambai-lambaikan daun palem sambil bersorak, "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" (Matius 21:9)

Beberapa hari berselang lidah mereka melenceng dan suara mereka serak berteriak, "Salibkan Dia, salibkan Dia!"

Tanpa ragu mereka memilih membebaskan seorang penjahat dan menyerahkan Tuhan Yesus untuk dihukum, padahal Ia bersih dari dosa dan kesalahan. Hanya karena mereka benci, mereka iri, dan mereka merasa terancam.

Orang-orang yang berada di posisi tinggi, yang mengangkat diri sebagai perwakilan Tuhan, mampu menghasut banyak orang untuk bertindak sedemikian keji. Sebuah kemunafikan yang tidak ada bandingannya, bukan?

Orang-orang yang tadinya memuji dan mengharapkan mujizat-Nya, berteriak lantang agar Ia disalibkan. Yang tidak berteriak hanya bisa berdiri di pinggir dan mendiamkan. Tahu ada yang salah dan tidak melakukan apa-apa malah lebih parah, bukan?

Orang-orang yang setia mengikuti-Nya selama tiga setengah tahun, ada yang membunuh diri karena menyesal namun tidak bertobat, ada yang menyangkal telah mengenal-Nya karena takut dihakimi oleh massa. Sebuah gambaran karakter asli manusia yang mementingkan diri sendiri, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun