Mohon tunggu...
Rihat Hutagalung
Rihat Hutagalung Mohon Tunggu... Auditor - Rihat Hutagalung

Menulis sesuatu yang mungkin bermanfaat bagi orang lain (Blog pribadi : http://rihat-online.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jakob Oetama: Menghibur yang Papa, Mengingatkan yang Mapan

13 Desember 2018   07:24 Diperbarui: 13 Desember 2018   07:34 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 4. HOTEL
 Hotel Santika berada di bawah anak perusahaan Kompas Gramedia, PT. Grahawisata santika, yang berdiri pada 22 Agustus 1981. Saat ini Hotel Santika telah berdiri di 44 lokasi di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2006, Santika Hotel & Resort membagi brand berdasarkan segmen pasar menjadi 4 brand yaitu, The Royal Collection di seminyak dan Ubud ,Baali.

 Hotel santika Premiere (bintang 4), Hotel Santika (bintang 3), dan Amaris Hotel (bintang 2). Hotel Santika berawal dari pembelian Hotel Soeti, yang berlokasi di Jalan Sumatera Bandung. Hotel itu kemudian direnovasi dari kapasitas 33 kamar menjadi 70 kamar.

Awal melebarnya bisnis Gramedia dari  penerbitan ke bidang perhotelan adalah ketika Kompas dibreidel oleh pemerintah tahun 1978, sehingga manajemen merancang unit bisnis lain yang bisa menampung karyawan Kompas jika suatu saat kembali terjadi pembredeilan. 

Dari satu Hotel kecil, sekarang jumlah propery yang di bawah naungan PT Grahawisata Santika sudah mencapai 67 buah.

5. PERUSAHAAN KERTAS
  PT. Graha Kerindo Utama yang berdiri sejak tahun 1986,merupakan anak perusahaan Kompas Gramedia yang fokus di bidang produsen kertas tissue. Beberapa merk Tissu , seperti Tessa, Multy, Dinasty, dan popok merk PEEMO merupakan merk produksi PT .GKU. Seklain itu ada juga PT Graha Cemerlang Paper Utama , yang berlokasi di Cikampek ,Jawa Barat.

 Pabrik ini berdiri sejak tahun 2005 dengan kapasitas 150 ton per aria tau 51.750 ton per tahun.. Pabrik ini meproduksi tissue untuk toilet rolls, facial toilet, dan kitchen towel.

V.POKOK-POKOK PIKIRAN JAKOB UTAMA
 1. DUNIA USAHA DAN ETIKA BISNIS
 Dunia uaha dan sosial, pada hakekatnya selalu memiliki ide dan tujuan. Ide dan tujuan tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk nilai-nilai yang ditawarkan kepada lingkungan untuk menjadi milik bersama. Di Kompas, menurut Jakob, ssifat yang paling diutamakan adalah watak atau karakter dibanding pengetahuan atau keterampilan. Karakter yang dimaksud misalnya adalah arti mau bekerja sama dengan orang lain dan tidak saling menjegal. Hal ini mendasari mengapa Kompas relatif tidak ada gejolak sehingga syarat pertama perusahaan bisa berjalan bisa tercapai.

 Untuk mengembangkan kualitas kerja dan produk, Kompas mengembangkan manajemen partisipatif dalam bentuk  Pengendalian Kualitas Terpadu (Total Quality Control). Sejak tahun 1984, dibentuk kelompok-kelompok Lingkaran Pengendalian Kualitas di setiap divisi. Setiap tahun diadakan konvensi tahunan Pengendalian Kulaitas Terpadu kelompok Komaps-Gramedia.  Setiap kelompok bisa melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas setelah  melakukan lingkaran Pngendalian Mutu, setelah mereka melakukan diskusi dan memecahkan permasalahan yang timbul di bagiannya. Dari seksi Penjilidan  majalah Intisari misalnya, sebelum tergabung dalam LPK, setiap orang bisa memasang 332 cover flas setiap jam. Setelah melakukan LPK, prestasi mereka naik jadi 480.
 Kelompok LPK Divisi Kontrol, dapat menurunkan pemakaian kertas komputer dari 145 kotak menjadi 123 kotak dalam waktu 6 bulan. Di seksi produksi Divisi percetakan Gramedia, berhasil menurunkan pengulangan plate dari 262 kali dari 3.617 lembar ,turun menjadi 63 dari 3.896.  Di sini, tenaga kerja diajari bagaimana mengumpulkan data, menggunakan data, membuat rencana, melaksanakan rencana, menilai pelaksanaan dan memngoreksinya. Siklus ini mereka namakan "Relasati", yaitu rencana, Laksanakan, Periksa ,Tindakan (PDCA).hal ini menumbuhkan sikap rasional dan mengisi kelemahan karyawan dan bangsa Indonesia yang terbiasa bekerja tanpa rencana, tanpa pengujian atau kontrol, dan tanpa koreksi untuk mencapai tingkat Kinerja yang lebih tinggi. Karyawan diperkenalkan dengan metode-metode ilmiah dan objektif dan kritis seperti pengumpulan data, membuat diagram, metoda pembuatan analisa menurut tulang ikan (fishbone). Metoda ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses serta hasil kerja karyawan.
 Penyebab ketidakberhasilan bisnis,menurut Jakob Oetama ,adalah karena kurangnya totalitas, misalnya kerja setengah-setengah, menganggap remeh, kurang disiplin. Sedangkan kelompok usaha yang berhasil di segala zaman tanpa tergantung kepada pemerintah adalah perusahaan-perusahaan yang tidak terlalu ngotot, tahan uji, tumbuh perlahan tapi pasti dan mengembangkan etika bisnis.
 2. MANAJEMEN SURAT KABAR
 Jakob Oetama memandang dirinya pertama-tama adalah seorang wartawan,bukan pengusaha.Menjadi pengusaha baginya adalah kebetulan,sejakP.K. Ojong meninggal  dunia.Menurut Jakob, agar wartawan dan media bisa bertahan dalam perubahan,maka diperlukan rasa tahu diri, harga diri dan dapat dipercaya.Modal social itu merupakan resultan dari karakter, integritas, dan kemampuan professional.Dalam mengembangkan prinsip demokrasi dan kebebasan, pers juga perlu menahan diri untuk melangkah maju lagi. Tidak bisa menggebrak di suatu bidang terterntu, tapi di semua bidang secara bergantian. Bila  dalam politik belum memungkinkan,maka perlu juga menggarap bidang kebudayaan politik dan struktur hubungan kekuasaan sosial,ekonomi dan politik yang berlaku sehingga tetap ada arah kemajuan.
 Kebebasan pers merupakan syarat agar pers bisa melaksanakan fungsinya dalam memberikan informasi dan pengawasan. Namun kebebasan pers juga harus disertai kemampuan professional. Wartawan tidak hanya dituntut harus cerdas dan berbakat menulis,namun juga harus memiliki spesialisasi. Sehingga pers nantinya akan mendapatkan kredibilitas dan otoritas, wibawa,dipercaya dan bisa dijadikan acuan.
 Meskipun kebebasan pers  sudah dijamin dengan tidak adanya pencabutan SIUPP kecuali melalui proses pengadilan,namun tanggung jawab pers juga semakin besar. Pers harus lebih professional,lebih  cermat dalam segala hal yang menyangkut data,opini dan nama baik orang. Pers harus melakukan persyaratan check and recheck dengan cermat, melakukan pengumpulan bahan-bahan informasi dari lapangan, dari narasumber,dokumentasi,dan memegang sikap cover both sides. Pers harus menjauhkan sikap yang partisan yang kelewat subjektif  dan tidak adil.
 Ukuran kesuksesan seorang wartawan hingga saat ini, menurut Jakob, tidak berubah.Mereka harus memiliki karakter ulet,terbuka,peka dan peduli,punya pandangan beyond dan transcend,sertaselalu terlibat di tengah masyarakat dan peristiwa-peristiwa. Sebagai contoh,almRosihan Anwar, yang tampaknya memiliki bakat wartawan, tapi juga mengembangkan bakat itu dengan belajar dari beragam bacaan.Rosihan Anawar disiplin melakukannya sejak remaja,sehingga dapat menjadi teladan bagi wartwan agar tidak kehilangan orientasi.
 VI. PENGAGUM TOKOH PEMIKIR
 Jakob Oetama mengagumi beberapa orang pemikir kelas dunia, dan menjadikannya rujukan dalam berbagai kesempatan. Jakob juga sering mengadakan seminar untuk membahas pemikiran itu dengan mengundang tokoh-tokoh dari berbagai bidang. Di antara tokoh pemikir yang dikaguminya antara lain:
 1. GUNNAR MYRDALL
 Salah satu topik yang menarik perhatian Jakob Oetama adalah hasil penelitian Gunnar Myrdall di Asia tahun 1957-1967 yang dituliskan dalam buku Asian Drama: An Inquiry into the Poverty of Nations (Drama Asia: Sebuah pertanyaan tentang Kemiskinan Bangsa-bangsa). Buku ini menjelaskan gambaran ketidakadilan sosial dan ekonomi di Asia, analisa penyebabnya dan dampaknya terhadap pembangunan di Asia (selatan).Menurut Myrdal, keadaan yang menyedihkan di Asia bukan karena kurang modal tetapi karena sikap irrational masyarakat dan buruknya lembaga sosial politik. Penyebab ketidakadilan adalahdistribusi kekuasaan yang tidak merata, agama-agama yang dinilainya menunjang ketertinggalan dengan ajaran yang cenderung pada praktek ketidakadilan.Keadaan ini diperparah akibat ledakan pertumbuhan penduduk.
 Pengamatan Ginnar Myrdal bahwa bahwa-bangsa Asia termasuk bangsa yang lemah sangat tepat.Penduduk di Asia Selatan tertinggal dari Negara-negara Asia lainnya ,apalagi dari benua yang mengalami empat musim. Penduduk di benua empat musim secara alamiah lebih kreatif dan berjuang lebih keras dibanding penduduk di benua dua musim. Meski sebenarnya negeri seperti  Indonesia memiliki kearifan-kearifan seperti Jepang dan Korea, namun kearifan itu tidak menjadi pedoman kerja bahkan dilupakan.
 Jakob Oetama sangat menghargai orang yang bekerja keras dan sisiplin pada bidang ilmu yang digelutinya.  Dia sangat menghormati orang-orang yang bertekun selama bertahun-tahun untuk pengembangan bidangnya. Ora et Labora tidak lagi sekedar slogan namun menyatu dalam hidup keseharian mereka. Itu pula sebabnya Jakob Oetama menggagas penghargaan Cendekiawan Berdedikasi sejak tahun 2008, yang diberikan kepada 5 orang setiap tahun dalam rangka ulang tahun Kompas.
 2. MAX WEBER
 Sosiolog Jerman,Max Weber (1864-1920),membangun teorinya berdasarkan teologi agama Kristen Protestan,khususnya Calvinisme. Esainya pertama kali diterbitkan tahun 1930 dalam bahasa Jerman dan kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggeris,The Protestan Ethics and the Spirit of Capitalism (Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme). Max Weber memaparkan bagaimana semangat kapitalisme, mengumpulkan modal,dibentuk dan dikembangkan berkat etika protestantisme.Inilah yang mendorong Jerman,utamanya Calvinisme yang mengajar doktrin sikap hidup duniawi, keyakinan bahwa keberhasilan dalam dunia bisnis sebagai tanda termasuk dalam kelompokyang diberkati oleh Tuhan.
 Weber membangun teori tentang asketisme yang terbagi dua yaitu asketisme dunia sini dan asketisme dunia sana. Titik perhatian calvinisme adalah asketisme dunia  sini, yang memacu kaum calvinis untuk bekerja keras, mengumpulkan uang,menabung apa yang didapat dan berinvestasi.Inilah yang menjadi pemicu munculnya kapitalisme modern pada abad ke 16.

 Jakob Oetama  tertarik dengan teori Etika Protestan ini.Hal ini terkait dengan kemajuan yang dialami Negara-negara yang menganut Kristen Protestan seperti Inggeris,Jerman,dll dibandingkan dengan Negara-negara yang berpenduduk Katolik Roma.  Teori ini menggugat sejauh mana agama-agama berperanan besar dalam upaya meningkatkan harkat manusia dan kemanusiaan.Jakob memperoleh keyakinan bahwa agama tidak harus bicara soal nanti setelah kematian, tetapi juga bicara soal yang riil terjadi sekarang, seperti kemiskinan dan hak asasi manusia
 3.  Francis Fukuyama
 Setelah menulis buku The End of History yang terkenal,Francis Fukuyama menulis buku Social Trust, yang berbicara tentang pentingnya kepercayaan dalam kehidupan ekonomi. Menurut Fukuyama, dalam zaman pertarungan menuju keyajayaan ekonomi, dimana perbedaan kultural akan menjadi penentu utama keberhasilan bangsa, modal sosial yang diwujudkan dalam bentuk kepercayaan akan menjadi sama pentingnya dengan modal fisik.   Menurutnya,negara-negara yang memiliki kepercayaan sosial tinggi  seperti Amerika Serikat,Jepang akan memiliki peluang keberhasilan lebih besar dalam menciptakan organisasi bisnis  skala besar yang fleksibel untuk bisa  bersaing   dalam perekonomian global saat ini, dibanding negara-negara yang memiliki kepercayaan social yang rendah seperti masyarakat Konfusian China dan masyarakat Katholik seperti Perancis dan Italia.   Kejayaan Amerika dibangun  bukan etos inividualisme,tetapi oleh keeratan ikatan kewargaan dan kekuatan komunitasnya. Jika Amerika bergeser kearah individualisme yang berbeda dengan tradisi komunitarian masa lalu, maka hal itu akan lebih berbahaya dibandingkan dengan kompetisi dengan negara lain.
 IX.JAKOB OETAMA DI MATA REKAN
 Menurut wartawan senior (alm) Rosihan Anwar, keberhasilan Jakob Oetama dalam membesarkan dan mengendalikan Kompas sehingga bisa terus bertahan adalah karena Jakob menerapkan apa yang disebutnya  "Jurnalisme Kepiting". Artinya,ketika dia menghadapi bahaya di depan, Jakob berusaha mundur dulu. Tidak mau menghadapi secara frontal,karena keberlangsungan perusahaan yang menjadi lahan hidup bagi banyak karyawan dan pihak lain yang berkepentingan lebih diutamakan. Seperti halnya ketika Kompas mengalami pembredeilan tahun 1978, berlainan dengan P.K Ojong yang bertahan tidak mau menandatangani perjanjian untuk tidak mengkritik pemerintahan Soeharto dan bisnis keluarganya,Jakob memilih untuk menandatangani.Namun dalam prakteknya,kritik secara halus dan dalam berbagai bentuk tetap berjalan.
 Menurut Leo Batubara,mantan Ketua Serikat Penerbit Suratkabar,keberhasilan Kompas ditopang oleh enam strategi yang diterapkan oleh Jakob Oetama. Pertama , professional competence dalam memenangkan pasar, yaitu dengan melakukan rekrutmen personel dengan bantuan institusi professional, mengalokasikan biaya training yang besar untuk mmbangun jurnalis yang memiliki pengetahuan dan memanfaatkan keahlian para pakar dan kolumnis  sebagai kontributor di bidangnya.Kedua, mengembangkan produk,bukan tuduhan dan fitnah.Dalam melakukan kritik,pesan selau diusahakan dikomunikasikan tanpa melukai komunikan. Ketiga, integrasi antara misi ideal dengan misi bisnis. Produk Kompas adalah pil kina yang menyembuhkan (misi ideal) tapi dengan rasa manis (misi bisnis). Keempat, mengintegrasikan kepentingan perusahaan  untuk tetap eksis, tumbuh dan berkembang,dengan kepentingan karyawan untuk bisa berkontribusi, mendapat imbalan yang pantas dan tertantang.Kelima, melakukan efisiensi dan efektivitas secara optimal, yaitu dengan melakukan join multimedia antara antara suratkabar sebagai primadona masa lalu dengan internet sebagai primadona masa kini. Strategi yang ditempuh adalah dengan menerapkan strategi 3M, multimedia, multichannel,multiflatform,yaitu dalam bingkai Kompas sebagai Kompas Provider. Keenam, mengupayakan kepuasan Konsumen dengan menyelenggarakan riset secara berkala, jajak pendapat dan mengoperasikan ombudsman.
 VII. PENUTUP
 Untuk segala sesuatu ada waktunya. Pun demikian Jakob Oetama yang tak lagi memegang tampuk pimpinan operasional di Kompas Gramedia.Sejak tanggal 15-8-2015,  Kompas Gramedia Group melakukan regenerasi dengan peralihan CEO ke putra Jakob, yakni Lili Oetama. Majalah Intisari dan Kompas yang dulunya hanya diawaki beberapa orang yang mengandalkan ide, kini memiliki karyawan sebanyak 22.000 yang tersebar di berbagai bidang bisnis. Kompas Gramedia telah memulai era baru di bawah generasi kedua yang siap menyambut tantangan eksternal dan internal seturut zamannya. Dan Jakob Oetama melantunkan Syukur yang tak berkesudahan untuk semua berkat Tuhan yang telah dialami dan dilihatnya hingga di usia menjelang senja hari. Dari segala keberhasilan usaha yang telah diraihnya, dia merasa tugasnya tetaplah  sebagai wartawan : Menghibur yang papa, dan mengingatkan yang mapan.
 Bahan Bacaan :
 1. St.Sularto (Penyusun), "Syukur Tiada Akhir,Jejak Langkah Jakob Oetama", Penerbit Buku Kompas, Jakarta 2011.
 2. Jakob Oetama, "Dunia Usaha dan Etika Bisnis", Penerbit Kompas, Jakarta ,2001
 3. Anak Jakob Oetama Pimpin Kompas Gramedia, http://wartakota.tribunnews.com, 8 Oktober 2015
 Dimuat dalam Buletin Mercusuar, Edisi 47, September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun