Saking tidak percaya dirinya, Joshua bahkan menganggap dia hanya bisa menerbitkan puisinya jika dia mencantumkan nama orang yang sudah meninggal. Saya tidak bisa memahaminya. Kenapa Joshua sampai harus menggunakan nama orang sudah meninggal dan menganggap hanya itu caranya bisa menerbitkan karyanya, mengapa dia tidak menggunakan nama samaran saja? dan harus menggunakan nama orang yang sudah meninggal? Sampai sejauh itu pengaruh dari pengalaman masa remaja Joshua.Â
Ibunya sudah kadung menganggap Joshua adalah anak yang merepotkan dan tidak berguna begitu juga kakaknya. Karenanya saat Ibunya mendapat kabar Joshua mendapatkan penghargaan karena karyanya, Ibunya sama sekali tidak percaya dan masih menganggap Joshua adalah anak yang tidak berguna dan merepotkan
 Ketika saya menyampaikan berita ini kepada Ny. Seifert, dia berkata bahwa sudah lama dia mencurigai Joshua sebagai orang yang tidak sehat, dan mungkin juga tidak beres.  "Karena itu dulu, berkali-kali saya menegurmu untuk tidak bergaul dengan dia," kata Ny. Seifert. (Budi Darma - Orang-Orang Bloomington, hal 22, 1980)
Ketidakadilan dunia pada Joshua bukan hanya berasal dari keluarganya, ibu dan kakaknya. Namun, dari lingkungan sekitarnya juga. Dan Ny. Seifert adalah simbol yang dipakai penulis untuk mengkonfirmasinya. Dalam cerita tidak pernah ditulis sikap buruk Joshua terhadap Ny. Seifert tapi Ny. Seifert masih menganggapnya orang tidak beres. Joshua memang beberapa kali menunggak uang sewanya tapi Joshua berjanji untuk melunasinya dan pada akhir cerita Joshua benar-benar melunasinya meskipun melalui karakter utama.Â
Joshua yang akhirnya dipaksa sendiri
Menerima semua ketidakadilan dunia padanya Joshua akhirnya harus hidup kesepian. Dalam dunianya sendiri tanpa ada seorangpun yang bisa mengerti dirinya. Keluarganya menyingkirkannya. Semua orang di apartemen sebelumnya memiliki kepribadian yang bertolak belakang darinya. Karakter utama adalah satu-satunya orang yang mau menerimanya. Dan dia hanya meminta karakter utama untuk menerimanya tidak lebih dan tidak kurang. Joshua sama sekali tidak melakukannya dengan paksaan. Joshua juga berusaha supaya keberadaannya tidak mengganggu karakter utama seperti menyuruh sang karakter utama untuk tidur duluan agar tidak ketahuan rahasianya bahwa dia mengidap penyakit. Meskipun pada akhirnya dia harus mengakui rahasianya.
"Saya memerlukan teman yang mau menerima saya dalam keadaan begini," katanya. Karena niatnya berkata terang-terangan kepada saya selalu terhalang oleh ketakutannya, jangan-jangan saya tidak suka tinggal terus dengan dia, dan jangan-jangan saya tidak mau berteman dengan dia lagi, niatan ini tertunda terus sampai akhirnya saya memergokinya sedang membersihkan darah tersebut. pergunakan
"Entah bagaimana toh akhirnya kau akan mengetahuinya juga. Maka, saya kesempatan ini sebaik-baiknya untuk minta pengertianmu," katanya memohon
Joshua mengatakannya setelah karakter utama mengetahui penyakit yang diderita Joshua. Pada kondisi ini karakter utama mengalami pertentangan dalam dirinya. Karakter utama mendapatkan keraguan dalam dirinya untuk menerima Joshua. Akhirnya karakter utama memang masih mau menerima Joshua karena hati nuraninya masih memberikannya petunjuk untuk melakukan demikian.
Selanjutnya setelah keputusannya itu karakter utama mulai terganggu dengan perilaku Joshua yang dilakukan secara lebih terang-terangan di kediamannya. Karakter utama mulai mempertanyakan keputusannya. Kenapa pada akhirnya dia harus menerima Joshua. Karakter utama terganggu dengan Joshua dan penyakitnya seperti bau amis setelah Joshua menggunakan kamar mandi dan darah yang berceceran di lantai. Dan pengalamannya berobat selalu diceritakan pada karakter utama.
Bagaimanapun Joshua bukanlah orang yang buruk bahkan bisa dikatakan sebagai orang yang baik anda juga mungkin bisa menyadarinya sedikit dari tulisan saya. Joshua tidak pernah menyimpan niat buruk sedikitpun dalam tindakannya. Dia tidak mau tinggal dengan gratis di kediaman karakter utama. Joshua berniat ingin membagi sewa kediaman itu menjadi dua, meskipun pada akhirnya dia harus menunggak juga sehingga niat baiknya itu tidak terpenuhi.Â