Sebagian anak bangsa  yang terjebak ke pemikiran ekstrim adalah hasil salah baca. Sikap dalam berkomunikasi yang kasar dan tidak beradab yang kita temui di medsos adalah cerminan orang jarang baca, atau salah sumber bacaan.
Proyek intelektual dengan menerbitkan buku sebanyak-banyaknya adalah bagian penting dari perjalanan kehidupan bangsa Indonesia yang kemerdekaannya akan berumur 100 tahun pada 2045.Â
Anggaran CSR perusahaan bisa berkolaborasi dengan penganggaran pemerintah untuk menghasilkan buku-buku yang berkualitas sekaligus disebarkan secara luas ke masyarakat. Teknisnya bisa dalam bentuk cetak maupun online tergantung wilayah masing-masing.
Itu baru ide dasar yang saya usulkan. Menurut saya bisa langkah ini perlu idealisme. Jika menggunakan pendekatan dagang mungkin tidak masuk karena cost proyek ini berupa uang, tetapi benefitnya tidak dalam bentuk uang. Benefitnya berupa pencerahan anak bangsa yang akan terlihat dari tindak-tanduknya. Mungkin bukan sekarang dirasakan, tapi beberapa tahun kemudian.
Jika ada yang ingin menulis buku, saya bersedia membantu tentu saja. Tetap semangat. ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H