Mohon tunggu...
Rihadatul Aisy
Rihadatul Aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nim: 43222010037 Jurusan: Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Dosen pengampu: Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada upaya pencegahan korupsi

11 November 2023   12:19 Diperbarui: 11 November 2023   12:22 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat sendiri oleh penulis

Pupuh Sinom terdiri dari 18 bait, yang menjelaskan bagaimana meningkatkan martabat pada hidup dalam  meraih tiga hal, yakni hidup mulia, mencari harta, objek kehidupan untuk  mencari kecerdasan. Dalam kehidupan seseorang harus selalu mengingat Tuhan.

3. Pupuh Pucung

Pupuh Pucung terdiri atas 15 bait, yang menjelaskan bahwa ilmu itu harus diamalkan, dimulai dari kemauan karena kemauan adalah penguatnya untuk menciptakan kesabaran  dalam hati. Jika orang ingin sukses, ada tiga sifat penting yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu : berusaha, berdoa, dan berserah diri.

4. Pupuh Gambuh

Pupuh Gambuh terdiri atas 35 bait, yang menjelaskan mengenai sembah raga, sembah jiwa, sembah cipta dan sembah rasa. Pupuh gambuh mengajarkan agar manusia tidak mempunyai sifat yang sombong dalam menghadapi kekuatan, menjalankan kekuasaan, dan kecerdasan yang dimiliki seorang pemimpin.

5. Pupuh Kinanthi

Pupuh Kinanthi terdiri dari 18 bait, yang merupakan syair-syair tambahan di dalam Serat Wedhatama yang bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut pengertian serat ini, yaitu pengingat dari segala hal yang telah dimilikinya agar dijalankan dengan baik dan dapat mempertahankan ilmu yang dimilikinya agar dapat berguna bagi orang lain.

Tembang macapat/pupuh dalam upaya pencegahan korupsi, yaitu:

1. Pada Pupuh pangkur Dalam konteks antikorupsi, hal ini bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan antikorupsi kepada masyarakat. Pupuh Pangkur dapat digunakan untuk menggambarkan bahaya dan dampak negatif  korupsi serta pentingnya mengusung nilai-nilai kejujuran, integritas, dan transparansi dengan menggunakan bahasa Jawa yang kaya makna dalam gaya pertunjukan yang indah.

Pemanfaatan Pupuh Pangkur untuk mencegah korupsi tidak hanya sekedar hiburan atau keindahan sastra, namun juga menjadi alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat. Dengan demikian,  pesan-pesan antikorupsi yang terkandung dalam kerangka ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Memadukan keindahan sastra Jawa klasik dengan pesan moral antikorupsi, penggunaan pupuh pangkur dapat memberikan dampak yang kuat dan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Maka dari itu media tersebut sangat berguna sekali pada upaya pencegahan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun