Jangan terlihat terlalu mewah dalam menjalani kehidupan tetapi harus melihat suatu hal sesuai dengan kebutuhan.
5. Manjing Ajur Ajer: Â memiliki hati yang tulus pada masyarakat
Memiliki hati yang tulus dan tidak mengharapkan suatu imbalan sebagai gantinya.
Di dalam serat Wedhatama terdiri dari Tembang Macapat/pupuh, ada 5 Pupuh yang akan dibahas pada artikel ini, sebelum itu kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu tembang macapat/pupuh.
Apa itu Tembang Macapat/Pupuh pada Serat Wedhatama?
Pada Serat Wedhataman Tembang Macapat/Pupuh merupakan salah satu bentuk puisi tradisional atau puisi Jawa yang mempunyai struktur dan kaidah tertentu. Susunan Pupuh terdiri atas bentuk bait yang terdiri dari beberapa syair atau baris. Setiap bait terdiri dari sejumlah kata dan suku kata tertentu, bahkan pada Serat Wedhatama pupuh mempunyai kaidah dalam menyampaikan makna dan tema. Pupuh sering  digunakan untuk mengungkapkan nilai moral, pesan hidup dan renungan hidup serta  tujuan hidup menurut ajaran agama Jawa. Dalam Serat Wedhatama, pupuh digunakan  untuk menyampaikan pesan spiritual, kearifan lokal, dan nilai-nilai. nilai kehidupan. Pupuh juga mencerminkan keindahan bahasa Jawa dengan penggunaan kata-kata yang bermakna dan padat. Pada tembang ini berjumlah 100 bait yang sudah dibagi-bagi setiap bait pada tembang tersebut.
Bagaimana kaitannya Tembang Macapat/Pupuh tersebut dengan upaya pencegahan korupsi?
Pada Serat Wedhatama terdapat 5 Macam Tembang Macapat/Pupuh, yaitu:
1. Pupuh Pangkur
Pupuh Pangkur terdiri dari 14 bait, yang berisi nasehat-nasehat dan pelajaran-pelajaran dasar  menghadapi kehidupan agar masyarakat mampu melakukannya hidup dengan jiwa dan ilmu yang mulia. Pupuh Pangkur, sebagai salah satu jenis puisi dalam sastra Jawa, mempunyai struktur dan aturan tertentu dalam menyusun syairnya. Hal ini berkaitan dengan simbol yang bijaksana dalam.Memilih pemimpin yang baik dan patut diteladani memang tidak mudah, karena tidak semua orang mempunyai sikap bijaksana yang tinggi sebagai pribadi. Dapat dikatakan bahwa pribadi yang memiliki kecerdasan yang tinggi merupakan hal yang penting dalam perjalanan belajar filsafat, namun yang lebih penting lagi, karakter yang paling cocok bagi seorang peminat filsafat adalah yang mempunyai kebijaksanaan, bukan sekedar kecerdasan.
2. Pupuh Sinom