Mengapa pada pencegahan korupsi diperlukan kepemimpinan dari serat wedhatama?
Dalam konteks antikorupsi, Serat Wedhatama dan nilai-nilainya dapat dijadikan acuan dan inspirasi bagi pengelola untuk mengambil keputusan yang adil, menjaga integritas, menghindari konflik, Hal ini dapat memberikan pedoman moral dan etika yang mencegah  perilaku korupsi dan mendorong praktik pengelolaan yang bertanggung jawab dan bermartabat.
Pada upaya tersebut seseorang harus mempelajari pendidikan karakter yang dapat dilakukan melalui karya sastra Serat Wedhatama. Sebab serat wedhatama mengandung pendidikan karakter yang dapat diwujudkan bagi generasi muda saat ini khususnya  pelajar, karna sudah banyak sekali pemerintah yang sudah terlibat kasus korupsi maka dari itu kita perlu menanamkan karakter yang baik dan berbudi pekerti di dalam kehidupan sehari-hari, dengan tegas menolak adanya korupsi dan menjaga diri dari faktor luar yang dapat mempengaruhi kelakuan seseorang.
Apa Tujuan dibuatnya Serat Wedhatama oleh KGPAA Mangkunegara IV?Â
Tujuan utama penyusunan Serat Wedhatama adalah untuk memberikan ajaran moral, nilai-nilai kehidupan dan nasehat bijak kepada pembaca atau pendengarnya yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, hal ini merupakan pedoman perilaku dan potret kehidupan ideal  yang diharapkan masyarakat di dalam kehidupan. Pembuatan karya ini juga untuk menjadi orang yang ebrbudi luhur dalam perasaan yang lemah lembut dalam kehidupan sehingga dapat membentuk suatu watak seseorang yang baik.
Pada dasarnya ada 3 Perkara pada hidup manusia, yaitu:
1. Wirya (Keluhuran) : hal ini mengacu terhadap seseorang yang memiliki keberanian dalam mempertahankan nilai kebenaran dan keadilan, kekuatan atau kegagahan dan memiliki semangat juang yang tinggi dalam menjalani kehidupan.
2. Arto (kekayaan dan kemakmuran): Konsep ini mendorong manusia untuk mencapai keseimbangan antara kekayaan materi, hubungan sosial yang harmonis, spiritualitas yang kuat, dan kontribusi sosial yang positif dan mendapatkan kemakmuran dalam hidupnya serta berpartisipasi untuk mensejahterakan masyarakat.
3. Winasis (ilmu pengetahuan): hal tersebut dapat mendorong seseorang dalam memahami atau menimba ilmu pengetahauan agar nanti di kemudian hari menjadi suatu pegangan yang kuat bagi dirinya untuk menghadapi segala masalah yang ada.
Jika dalam hidup manusia itu tidak mencapai salah satu dari ketiga perkara tersebut maka manusia tersebut akan mendapatkan derita, menjadi pengemis, dan kehilangan arah pada hidupnya.
Tipe kategori kepemimpinan Kgpaa Mangkunegara IV, yaitu: