Mohon tunggu...
Rifqi Ulinnuha
Rifqi Ulinnuha Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

pecinta filsafat, teologi, tasawuf, psikologi, moderasi agama-toleransi, lingkungan hidup, kemanusiaan, sosial-budaya, gender dan sastra.🪄

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berlin dan Kasih Sayang #1

14 Agustus 2024   18:12 Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:13 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest: Shar(https://pin.it/6nEYyE9LM)

"Tidak usah."

"Untuk sementara, kamu harus cuci darah selama seminggu sekali."

"Tidak usah!"

"Tidak takut mati?"

Ya, jelas sekali Ketta sangat takut akan hal itu. Ia masih ingin terus mewujudkan mimpinya untuk membagikan ilmunya sampai usia seribu tahun. Itu memang aneh dan sebuah ketidak mungkinan yang tidak akan bisa terjadi pada dirinya.

"Kalau kamu tidak ingin melakukan cuci darah, aku bisa saja memberitahu keluargamu tentang ini." katanya sambil menunjukkan handphone milik Ketta.

Mata Ketta terbelalak mendengar Joe mengancamnya seperti itu. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia ingin sekali semua keluarganya tahu tentang penyakitnya ini. Lagi-lagi ia berpikir lebih jauh dan lama, bahwa tidak perlu untuk memberitahukan hal ini pada keluarganya. Ia tidak mau Mamanya khawatir, hanya itu saja. Ayah mungkin akan tertawa hebat melihat kondisiku yang seperti ini. "Jangan, Joe!! Kenapa kamu mengancamku seperti itu?!"

"Karena..." Joe menghentikan kalimatnya yang menjadi sebuah kata saja.

"Karena apa?"

"Karena banyak anak-anak yang harus kamu berikan ilmu keabadian dan kamu harus hidup selama seribu tahun lagi, Ketta."

"Kamu tahu dari mana tentang mimpiku itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun