"Tidak usah."
"Untuk sementara, kamu harus cuci darah selama seminggu sekali."
"Tidak usah!"
"Tidak takut mati?"
Ya, jelas sekali Ketta sangat takut akan hal itu. Ia masih ingin terus mewujudkan mimpinya untuk membagikan ilmunya sampai usia seribu tahun. Itu memang aneh dan sebuah ketidak mungkinan yang tidak akan bisa terjadi pada dirinya.
"Kalau kamu tidak ingin melakukan cuci darah, aku bisa saja memberitahu keluargamu tentang ini." katanya sambil menunjukkan handphone milik Ketta.
Mata Ketta terbelalak mendengar Joe mengancamnya seperti itu. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia ingin sekali semua keluarganya tahu tentang penyakitnya ini. Lagi-lagi ia berpikir lebih jauh dan lama, bahwa tidak perlu untuk memberitahukan hal ini pada keluarganya. Ia tidak mau Mamanya khawatir, hanya itu saja. Ayah mungkin akan tertawa hebat melihat kondisiku yang seperti ini. "Jangan, Joe!! Kenapa kamu mengancamku seperti itu?!"
"Karena..." Joe menghentikan kalimatnya yang menjadi sebuah kata saja.
"Karena apa?"
"Karena banyak anak-anak yang harus kamu berikan ilmu keabadian dan kamu harus hidup selama seribu tahun lagi, Ketta."
"Kamu tahu dari mana tentang mimpiku itu?"