Mohon tunggu...
Rifqi Badruzzaman
Rifqi Badruzzaman Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pengen jadi penulis

Masih belajar dan terus belajar, Mohon berikan masukan tentang apa yang harus saya perbaiki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dear Broken Home

8 April 2021   04:15 Diperbarui: 8 April 2021   04:32 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : barokah ketik

Dear Broken Home.

Aku tahu bagai mana rasa nya, Aku mengerti akan semuanya, Aku tahu sungguh aku benar benar tahu akan hal itu

Karena aku adalah seorang lelaki yang juga terlahir dari keluarga yang pincang, Aku,yah aku mengalami nya sendiri, Aku mengalami apa yang kamu alami selama ini .

Sampai sekarang pun aku masih ingat dengan jelas, Tentang Bagaimana aku melihatnya dimana orang tua ku Selalu bertengkar setiap malam.saling mengumpat, dan mencaci bahkan tak jarang mereka melemparkan barang barang yang ada di dalam rumah saat itu.

Ratusan kata cerai terlontar dari mulut keduanya setiap hari, dan itu seakan sudah menjadi hal yang biasa.  

Aku tahu bagaimana rasa nya, ketika ada teman menceritakan bagaimana kebahagiaan keluarganya, dan Ketika kita berjalan disalah satu pusat perbelanjaan, yang dengan tanpa sengaja kita melihat keluarga yang begitu harmonis.

Aku tahu tentang bagaimana dasyat nya stigma negatif masyarakat terhadap kita, Stigma yang seakan menempatkan kita pada sosok anak yang nakal, aku tahu persis bagaimana mereka berkata

"Lho wajar dia nakal kan dia anak broken home" 

Teruntuk kalian masyarakat diluar sana,  Percayalah bahwa kami tidak seperti yang kalian pikirkan, dan kami juga tak pernah menginginkan keadaan yang seperti ini.

Karena sejatinya,tak ada anak yang menginginkan terlahir dengan kondisi keluarga yang retak, tak ada seorang anak yang ingin menjadi anak broken home, tak ada.

''Anak Broken Home''


Tiga kata yang menakutkan bagi anak-anak yang memiliki keluarga yang telah berpisah. Tiga kata yang kerap di sematkan oleh masyarakat terhadap diriku, Namun percayalah bahwa penyematan nama itu, membuat hidup ku hancur,Terlalu hancur untuk diperbaiki.

Sakit,sedih,terpuruk, dan sendiri. aku pernah didalam fase itu, Namun pada akhir nya aku berfikir kembali dan mencoba untuk berdamai dengan keadaan yang sudah terjadi lalu mencoba untuk menerima semuanya, hingga ku bersumpah untuk keluar dari kondisi yang menyebalkan ini untuk dapat menjadi seseorang.

Teruntuk Kalian Para Broken Home diluar sana, Ingatlah pesan ku ini.

1.BERSYUKUR

Sumber foto : barokah ketik
Sumber foto : barokah ketik


Tetaplah bersyukur dan selalu mengingat bahwa banyak orang diluar sana yang lebih menderita dari kamu. karena itu akan menjadi semangat terbesar dalam hidup mu untuk tetap berdiri dengan gagah.

2.Kalian Berhak Untuk Bahagia 

sumber foto : abna
sumber foto : abna

Setelah semua yang sudah terjadi, Hari hari kalian seakan tak berarti, dan selalu di isi dengan air mata. Tak apa aku mengerti, Menangislah dengan lantang luapkan semuanya, lalu bangkitlah.! janganlah larut dalam kesedihan mu. Karena satu hal  yang harus kalian ingat dengan baik bahwa

kalian juga berhak untuk bahagia

3.Bukan akhir segalanya

sumber foto : livingword
sumber foto : livingword

Tetap semangat .! jalan kalian masih panjang, Jangan bersedih dan tetap lah tersenyum, Biarlah apa yang sudah terjadi menjadi pelajaran hidup untuk kalian, dan jangan pernah terbebani dengan apa yang sudah menjadi kehendak yang maha kuasa.

Ingatlah bahwa setiap hal yang terjadi baik atau buruk, akan selalu ada hal yang dapat kalian pelajari didalam nya.

suatu saat, ketika kalian membangun sebuah keluarga, maka bangunlah keluarga kalian sebaik mungkin, karena kalian  telah mengerti tentang betapa penting nya sebuah keharmonisan,

Jadikan peristiwa pahit kalian sebagai acuan, agar kalian dapat hidup lebih baik kedepan nya . 

Jangan pernah berhenti, teruslah melangkah ke arah yang kalian tuju, Wujudkan lah mimpi mimpi kalian, Karena hidup kalian akan terus berlanjut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun