Mohon tunggu...
Rifky Wilian Padoma
Rifky Wilian Padoma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Science Student at Universitas Komputer Indonesia

Rifky is currently pursuing a Bachelor's degree in Communication Science at Universitas Komputer Indonesia, driven by a strong passion for the evolving landscape of the new media industry. He has actively honed his skills in communication, marketing, and digital creativity through various organizational and extracurricular endeavors. In his present role as Team Leader Brand Management at AIESEC in Bandung, Rifky takes the lead in orchestrating impactful marketing strategies aimed at amplifying brand presence and fostering engagement across diverse platforms. With an unwavering commitment to continuous learning and a proclivity for embracing challenges, Rifky values collaboration, innovation, and the potential for social impact. He aspires to leverage his accumulated skills and diverse experiences to effect positive change on a broader scale. Feel free to connect and explore potential collaborations or discussions on the ever-evolving dynamics of the communication and marketing realms.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teras Waktu

30 Oktober 2024   01:55 Diperbarui: 30 Oktober 2024   02:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senin jemput cerminan 

bahasa kalbu mendayu-dayu

mekar bunga sang mentari

penantian yang tak kunjung terbenam

Hayal pikirku kau kembali

lekasku menghampiri teras rumah

namun waktu hanya diam, beku

seperti rindu yang dipaku debu

Kupandang jalan tak berujung

mencari jejak langkah yang hilang

seolah bayangmu tercipta di sana

namun hanya kosong yang menyapa

Senja perlahan tenggelam

menyeret cahaya dalam redup

aku berdoa pada sisa hari

agar angin membawamu pulang

Di sudut hati yang terluka

harapan tetap terjaga hangat

walau pedih menggigit hati

aku menanti dalam sunyi

Bulan kini mulai muncul

mengintip dari sela awan malam

bagai saksi bisu yang tahu betul

betapa lelahnya rindu yang diam

Namun, langit tetap hampa

tanpa tanda engkau mendekat

tinggal suara yang bergema

dari hati yang terus berharap

Adakah kau dengar lirih ini?

Lewat angin yang berbisik pelan

aku menunggumu dalam gigil

penantian ini tak pernah usai.

by Rifky Wilian Padoma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun