Mohon tunggu...
Rifky Julio
Rifky Julio Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate (Baca: Penggangguran)

Sekedar menulis apa yang ingin ditulis. Antropologi | Anime | Daily Life | Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Empat Teori yang Bisa Kamu Gunakan dalam Kajian Antropologi Kesehatan

22 Mei 2021   20:45 Diperbarui: 22 Mei 2021   21:05 3007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto oleh Thirdman dari Pexels)

Selain itu, faktor budaya masyarakat masing-masing juga mempengaruhi model apa yang dipakai dalam hubungan dokter dan pasien. Hubungan paternalistik mungkin cocok digunakan di masyarakat yang masih kurang akan pengetahuan kedokteran dan di wilayah darurat bencana. Sementara pada masyarakat yang lebih maju dan berpendidikan lebih tinggi, hubungan paternalistik sudah tidak relevan lagi dan akan tergantikan oleh model partnership atau kemitraan.

Health Seeking Behaviour

Health seeking behaviour atau perilaku pencarian layanan kesehatan adalah dimensi lain dari perilaku kesehatan. Definisi dari perilaku kesehatan menurut Skinner adalah suatu respon individu terhadap stimulus atau obyek yang berhubungan dengan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

Jadi setiap aktivitas masyarakat yang dapat diamati (observable) maupun tidak dapat diamati (unobservable) selama masih berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan adalah perilaku sehat. Pemeliharaan kesehatan tersebut termasuk pada tindakan pencegahan dan perlindungan diri dari penyakit dan masalah kesehatan, meningkatkan kesehatan, dan upaya mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.

Kemudian, definisi dari perilaku pencarian layanan kesehatan yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya. Perilaku tersebut juga disebut sebagai perilaku kuratif dan rehabilitasi yang terdiri dari kegiatan:

  • Mengidentifikasi gejala penyakit.
  • Mengobati sendiri atau mencari pelayanan dalam rangka penyembuhan aau pemulihan.
  • Mematuhi aturan-aturan dari dokter selama proses penyembuhan dan pemulihan.

Perilaku tersebut merupakan aspek penting bagi para provider layanan kesehatan untuk memahami cara pencarian, pemilihan, serta akses masyarakat terhadap suatu layanan kesehatan. Sehingga dapat diketahui jenis layanan kesehatan yang tepat bagi masyarakat tersebut.

Menurut Notoatmodjo, tindakan suatu masyarakat terhadap suatu penyakit bergantung dari apa yang mereka rasakan. Bila tidak terasa sakit, masyarakat tidak akan bergerak mencari pengobatan (disease but no illness). Setelah merasakan sakit, masyarakat baru akan mencari akses pengobatan ke pelayanan kesehatan.

Namun, belum tentu semua anggota masyarakat akan merasakan hal yang sama terhadap suatu penyakit. Masing-masing individu tentu memiliki respon yang berbeda seperti berikut:

  1. Tidak bertindak apa-apa (no action)
    • Respon ini diambil karena merasa penyakit tidak mengganggu kegiatan atau kerja sehari-hari dan percaya bahwa tubuhnya akan sembuh dengan sendirinya.
  2. Mengobati sendiri (self treatment)
    • Respon yang muncul karena percaya dapat menyembuhkan diri dengan metode pengobatan mandiri.
  3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy)
    • Respon ini umumnya terjadi di masyarakat sederhana dengan masalah sehat-sakit yang berorientasi pada aspek sosial-budaya.
  4. Membeli obat di warung.
    • Warung mungkin menjadi tempat terdekat untuk mencari obat-obatan, tak terkecuali tukang jamu keliling.
  5. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modern.
    • Fasilitas-fasilitas yang termasuk seperti puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan yang disediakan pemerintah dengan metode perawatan yang lebih memadai.
  6. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter praktek.

Dari keenam poin diatas dapat disimpulkan bahwa health seeking behaviour berkaitan dengan kebudayaan tiap masyarakat. Persepsi dari tiap masyarakat terhadap suatu penyakit tentu berbeda-beda dan itu dapat dilihat dari bagaimana merespon sebuah penyakit.

Sehingga penting bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk memahami pengetahuan masyarakat mengenai konsep sehat-sakit. Hal itu penting agar masyarakat mau menggunakan pelayanan kesehatan yang disediakan dan fasilitas yang disediakan pun tidak terbuang percuma.

Sumber Referensi

Husaini et al. 2017. Buku Ajar Antropologi Sosial Kesehatan. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun