"Apalagi aku, aslinya ga suka baca buku. Dikasih waktu enam bulan juga ga mungkin bisa jadi tuh cerpennya," sela Ruri sambil tertawa dan meledek dirinya sendiri.
Seharian pelajaran sudah dilewati oleh Purnama dan teman-temannya. Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB, semua anak-anak di sekolah tersebut berbondong-bondong pulang menuju ke rumah mereka masing-masing. Ruri selalu dijemput ayahnya yang seorang PNS di Kementerian, sedangkan Priska dijemput oleh sopir keluarganya. Terkadang Priska menawarkan untuk mengantar pulang, namun Purnama bersikukuh menolak secara halus karena arah rumah mereka berlawanan. Sehingga Purnama tidak ingin merepotkan dan memilih untuk naik bis pulang ke rumah.
Sesampai di perhentian bis dekat rumahnya, sekitar lima menit, Purnama pun sampai ke rumahnya.
"Assalammualaikum, Pur dah pulang Bu"
"Bu, Bapak dah pulang kerja Bu?" Purnama memanggil ibunya.
"Ada, Bapak seharian ga kerja, badannya ga enak"
"Oh iya Pur, kata Bapak ga jadi plester tembok. Uangnya kepakai bayar obat Bapakmu sama bayar seragam adikmu"
"Lagian kamu harus bayar biaya buku kamu kan," ibunya berkata.
"Loh, ga jadi plester rumah Bu?" sela Purnama
"Iya Bu, ada buku ajaran baru, tapi Pur bisa pinjam sama kakak kelas. Bu. Atau fotokopi buku saja".
"Ga usah, ini uang buku, 120,000 rupiah. Jangan lupa dibayarkan ya Pur."