Mohon tunggu...
Rifky Bagas Nugrahanto
Rifky Bagas Nugrahanto Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Negeri Sipil

Mengawali penulisan artikel di situs pajak.go.id, serta merambah pada publikasi di media cetak. Beberapa artikel telah terbit di antaranya di Harian Ekonomi Neraca dan Investor Daily Indonesia. Perjalanan menulis ini pun mengantarkan saya dapat ikut tercatat dalam buku dokumentasi “Voyage Indonesia 2018 : Kala Dunia Memandang Indonesia” dalam momen Annual Meetings WBG-IMF tahun 2018, Bali. Menjadi salah satu dari 100 artikel opini dan feature yang menyuarakan tentang momen berharga itu dan manfaatnya untuk Indonesia. Beberapa dokumentasi tulisan saya dapat dilihat juga pada https://rifkyjournals.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepenuh Hati Cinta Purnama

23 Mei 2019   15:30 Diperbarui: 23 Mei 2019   15:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Walaikumsalam." jawab ibunya sambil melihat ke arah Purnama pergi.

Bergegas Purnama menuju pintu dan melambaikan tangan ke ibunya

"Hati-hati, Nak." Ibunya membalas dengan lambaian tangan pula.

Purnama berjalan cepat menyusuri gang rumahnya menuju terminal bis yang kurang lebih berjarak 800  meter dari rumahnya.

Sehari-hari ketika jam berangkat sekolah, dia selalu menggunakan jasa transportasi umum bis yang memang terkenal murahnya, hanya 500 rupiah sekali jalan untuk anak sekolah. Jika dia bisa naik bis yang jadwal berangkatnya jam 06.00 WIB, Purnama bisa masuk ke sekolahnya kurang lebih 06.30 WIB di SMP Negeri 8 Semarang. Diperlukan waktu 5 menit untuk berjalan sedikit mendaki dari pemberhentian bis dari lokasi jalan raya.

Sesampai di kelas II A, teringat bahwa dirinya terjadwal untuk piket pagi hari maka segeralah Purnama mengambil sapu setelah meletakkan tas punggungnya di kursi favoritnya. Dia lebih memilih menyapu lantai daripada mengelap kaca jendela karena dirasa lebih mudah. Kegiatan piket sendiri merupakan kegiatan harian dan tujuannya juga melatih rasa tanggung jawab serta empati dengan lingkungan sekitarnya.

Setelah 10 menit menyapu lantai bersama temannya yaitu Priska, terdengar suara orang lain memanggil Purnama.

"Pur, aku lihat dong PR mu, aku kesulitan jawab nomor 5"

"Bingung aku, sama persamaan linear yang diajarkan Bu Tatiek 2 hari yang lalu dan pagi ini dibahas kan?" kata Ruri.

"Aku juga lihat ya, Pur," sela Priska.

Purnama mengambil catatan PR nya dan membuka selembar demi lembar menuju jawaban atas soal yang ditanyakan Ruri. Mereka pun membahas dengan agresifnya. Walaupun hanya 15 menit, setidaknya mereka bisa menyegarkan ingatan kembali, sekiranya hari ini ada ulangan dadakan, yang terkadang sering Bu Tatiek berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun