Mohon tunggu...
Rifky Raya
Rifky Raya Mohon Tunggu... Penulis -

Bergiat di Komunitas PELAR. Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA), Terate Sumenep. Aktivis PMII Sumenep. Menulis puisi di sejumlah media lokal dan nasional juga di dalam beberapa antologi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melodrama Sebuah Jalan

15 Desember 2015   17:52 Diperbarui: 15 Desember 2015   17:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, para demonstran itu akan mati

Tak ada yang tersisa kecuali puisi

Juga anyir darah yang amisnya

Masih tercium sepanjang peristiwa

 

Di jalanan, tempat kita berdiri

Menantang wajah matahari

Sambil melepaskan suara angin

Ke balik gedung kota yang dingin

 

Kita berdiri

Atas nama pilar bangsa yang retak

Kehilangan setiap mimpi

Yang diruntuhkan oleh kejamnya sebuah negeri

 

Lalu, untuk siapa bendera berkibar di udara

Bila akhirnya menjadi lusuh dan kehilangan tanda?

 

Kita terlantar dalam mimpi

Terkapar di atas tanah sendiri

Sedangkan secangkir kopi yang mengepul sepanjang sunyi

Hanya tinggal ampas dan melesap ke tengah malam yang nisbi

 

 

Maka, kita tak perlu murung, Sahabat…

Pancangkan kuat-kuat kaki di bumi

Meneriakkan suara langit

Ke balik wajah-wajah bertopeng yang menghimpit

 

Kemudian, kita berlari menjumpai sebuah jalan

Sambil membawa sisa-sisa luka

Bagi anak-anak yang kehilangan puisi

Lebih-lebih bagi ibu yang menunggu di dada matahari

 

Sampai akhirnya, kita akan sama-sama gugur

Di atas sepetak tanah yang subur

Sebagai sebuah nama

Yang kekal di bawah tiang bendera

 

Sumenep, 29 Maret 2015

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun