5. Melihat Allah
   Dalam konteks ini asy'ariah berkeyakinan bahwa Allah dapat di lihat di akhirat,tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru'yat dapat terjadi ketika Allah sendiri yang menghendaki dapat melihat atau ada kemungkinan Allah sendirilah yang menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat - Nya.
6. Keadilan
   Dalam perihal ini asy'ariah berpendapat bahwa Allah tidak memiliki keharusan apapun karena Allah adalah penguasa mutlak. Jika dari sisi Mu'tazilah sendiri berpendapat bahwa keadilan dari visi manusia yang memiliki dirinya,maka asy'ariah berpendapat lain. Asy'ariah sendiri mempunyai pemikiran bahwa Allah adalah pemilik mutlak.
7. Kedudukan orang berdosaÂ
   Dalam hal ini asy'ariah berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufur. Karena kufur sendiri itu saja Sudah memiliki arti keadaan tidak beriman kepada Allah atau Rosul-Nya,baik dengan cara mendustakannya atau tidak mendustakannya. Secara singkatnya kufur itu sendiri berarti ingkar atau tidak pandai bersyukur atas apa yang Allah berikan.
Dengan demikian kesimpulan yang dapat kita fahami dari konsep pemikiran asy'ariah ini sendiri adalah bahwa asy'ariah itu sendiri selalu berlandaskan dan menyandarkan segala sesuatunya itu kepada Al - Qur'an dan hadits. Asy'ariah ini juga menggunakan pemikiran rasional atau logika bukan untuk menyusun kebenaran,melainkan untuk menjelaskan sesuatu atas dasar kebenaran. Maka dari itu kenapa pemikiran rasional itu sendiri di jadikan ciri khas dari asy'ariah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H