'Seluruh anak-anak termasuk anak baru?'. Pinisirin si Ayah.
'Iya Yah. Jadi anak kelas tujuh dibagi enam eh tujuh kelompok. Anak kelas delapan juga. Sama anak kelas sembilan'.
Wow. Boljug nih.
'Jadi tiga angkatan kelas tujuh delapan dan sembilan itu menjadi satu kelompok?'. Si Ayah curious dong.
'Iya Yah'. Excitement si Ade besar sekali.
Kebayang seru ya. Anak-anak tiga angkatan dicampurin gitu dalam satu kelompok. Â Smart move nih idenya guru-guru di sekolah ini. Menjembatani jurang kekakuan dan senioritas nih. Wah, Si Ayah mulai muji nih. Ups.
"Nama partai Ade ini Yah", kata si Ade sambil menyebutkan satu nama. Si Ayah denger namanya kok ada hubungannya sama hamburger gitu. Agak mirip-mirip bahasa Jerman. Atau ada hubungannya sama Harry Potter?
"Katanya nama itu dari bahasa Perancis Yah. Diambil dari nama yang ada di game apa gitu Yah". Jelas si Ade di saat lain. Kembali dengan wajah berbinar. Â Dia jelasin artinya. Keren lah. Yakin, nama itu dibuat oleh anak-anak kelas delapan atau sembilan. Kreatif juga, bisa mengambil nama dengan arti yang keren dari sebuah permainan.
"Katanya nama itu sesuai dengan misi partai Ade Yah. Penjaga Tata Tertib Sekolah. Keren kan Yah". Â Ada kebanggaan sebagai anggota partai nih dari nada suaranya. Si Ayah meihat bahwa si Ade mulai memahami visi misi sebuah organisasi tanpa perlu dijelaskan oleh si Ayah.
Cerita berlanjut esok-esok harinya, mulai dari siapa yang menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden dari partai Ade, terus bagaimana anggota kelompok diberi tugas masing-masing untuk kampanye, membuat selebaran dan atribut kampanye. Termasuk ada tugas Juru Bicaranya lagi.