Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nyeri Lutut, Meniscus Tear dan Aki-Aki Itu

16 September 2022   06:52 Diperbarui: 16 September 2022   06:54 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NYERI LUTUT, MENISCUS TEAR dan si Ayah yang menjelma menjadi Aki-aki

'Makanya. Apa kata Yayas juga. Ayah sih olahraganya kelewatan'.

Itu kata si Kakak. Dia orang paling cerewet sedunia bagi si Ayah. Cerewet yang berarti dia begitu sayang sama ayahnya. Gimana nggak dicerewetin coba, kalo ayahnya tuh bandel. Dan kalimat itu muncul ketika dia tahu si Ayah jalannya pincang dan menahan sakit. Persis aki-aki 90 tahun gitu.

Tiga minggu sudah si Ayah berjalan dengan kesakitan. Tiga minggu sudah si Ayah tidak berolahraga. Makanya ga ada foto lelarian kan? Majelis reboan antiwiken klub ke Sentul pun dilakukan tanpa si Ayah. Status efbe malah ngobrolin BPJS. Karena itu yang sedang si Ayah lakukan. Di MRI?

Gusti..... Ya Allah.

Iya, kontrol hasil MRI kemaren memang menunjukkan ada meniscus tear di lutut kanan bagian dalam. Sobeknya bmper lutut yang disebut meniscus.

Gimana rasanya?

Aduhai sekali deh. Ujug-ujug pinggir lutut dalam sakit sekali pada satu posisi duduk tahiyat akhir. Dan sakitnya hanya lokal banget. Tapi itu merambat ke betis, lalu belakang lutut. Jalan sih masih normal, ruku sujud masih bisa. Cuman duduk tahiyat saja yang sakit.

Di sinilah si Kakak marah. Si Ayah emang ngerasa gitu kalo dia overtraining. Karena cerita jujur sama dokter, dokter pun mendukung pernyataan si Kakak. Si Ayah kok malah tersanjung. Ngerasa disamakan dengan atlit. Karena meniscus itu umumnya terjadi pada atlet yang utamanya menggunakan otot kaki dan lompat. Padahal da aku mah apa atuh. Tapi ya si Ayah merasa juga dia terlalu 'mijah' sampe suka lompat-lompat segala.

Tetapi, persepsi overtraining sebagai penyebab kesakitan ini agak terpatahkan dengan apa yang terjadi kemudian.

Dua hari lalu, saat habis berenang - olah raga yang bagus dan diperbolehkan untuk memperkuat otot sekitar lutut selain sepeda statis, si Ayah mau pakai celana panjang. Sambil berdiri dia angkat laki kanannya. Di situlah si Ayah denger bunyi. Klik. Atau plop. Atau apalah. Dari lutut. Dan itu diiringi rasa sakit luar biasa saat kaki kemudian menjejak lantai. Berdiri daja syusyah sodara. Melangkah rasanya sebuah perjuangan. Apalagi mengangkat kaki dengan lutut menekuk.

Di sini - kejadian di pagi kala sorenya kontrol dokter itu - si Ayah makin yakin kalo nyeri itu adalah respon meniscus tear. Robeknya meniscus. Karena bunyi seperti itu adalah tandanya. Si Ayah kan banyak baca info tentang meniscus baik dari google maupun youtube. Jadi agak sedikit terpatahkan jika cedera ini karena si Ayah overtraining. Karena ternyata - demikian menurut sumber yang si Ayah baca - bisa terjadi pada siapa saja jika melakukan sesuatu aktifitas dengan pose kaki yang tidak pas, seperti melintir.

'Iiiih robek. Terus gimana dong?', tanya si Ade. Khawatir sekali. Di bayangan dia, si Ayah harus operasi besar atau digips atau pake tongkat seperti aki-aki.

Si Ayah jawab. 

'Insya Allah sembuh De. Sembuh sendiri. Karena tubuh kita itu hebat loh. Allah itu hebat sekali. Tubuh kita bisa menyembuhkan diri sendiri. Tinggal Ayah minum obat dan mengikuti nasihat dokter'.

Dan jawaban ini dikuatkan oleh pendapat dokter kemaren. Self-healing. Tapi dimonitor. Dan diberi dua buah obat. Pereda rasa nyeri. Nyeri berkurang, aktifitas tambah nyaman dan recovery otot lebih cepat. Otot kuat, mendukung penyembuhan meniscus 

Lalu si Ayah gak boleh olahraga dulu?

Ya harus lah olahraga mah. Cuman jangan olahraga yang membebani kaki. Seperti ngeym kan ada angkat beban yang gak ngebebani kaki, seperti main chest, back dan shoulder. Itu masih boleh. Berenang, tuh bagus kata dokter. Kalo masih sakit kakinya, coba latihan berbagai cara berjalan di air. Maju. Mundur. Nyamping. Kaki ke atas kayak paskibra. Kaki nyentuh pantat. Ada tuh panduannya di youtube. Terus lakukan beberapa peregangan kaki sebagai terapi meniscus tear. Banyak di youtube. Dan sederhana. Kayak pilates gitu. Duduk di lantai. Luruskan kaki. Tarik kaki pake handuk tanpa lutut menekuk. Atau taro handuk dibawah lutut. Lalu lempengkan kaki dengan tenaga sampe menekan handuk. Dan lain-lain.

'Yah kasihan. Padahal lari sama trekking itu yang membuat Ayah bahagia'. 

Duh, komen si Ade dan Kakak begitu menyentuh. Mereka ternyata perhatian sekali sampai tahu apa yang membuat si Ayah bahagia 

'Ya itu resiko yang harus kita terima dong. BERANI BERBUAT, BERANI MENERIMA AKIBAT'.

Gitu.....

Pengennya si Ayah nerusin kalimatnya.

'Kan lagian insya Allah Ayah bisa membuat kebahagiaan sendiri. Misalnya pergi ke Sumedang sambil meneliti. Karena konon orang Sumedang itu pinter-pinter. Kenapa orang Sumedang katanya pinter pinter?'

.......karena orang Sumedang SERBA TAHU

(ending joke mencatut dari om kevin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun