NYERI LUTUT, MENISCUS TEAR dan si Ayah yang menjelma menjadi Aki-aki
'Makanya. Apa kata Yayas juga. Ayah sih olahraganya kelewatan'.
Itu kata si Kakak. Dia orang paling cerewet sedunia bagi si Ayah. Cerewet yang berarti dia begitu sayang sama ayahnya. Gimana nggak dicerewetin coba, kalo ayahnya tuh bandel. Dan kalimat itu muncul ketika dia tahu si Ayah jalannya pincang dan menahan sakit. Persis aki-aki 90 tahun gitu.
Tiga minggu sudah si Ayah berjalan dengan kesakitan. Tiga minggu sudah si Ayah tidak berolahraga. Makanya ga ada foto lelarian kan? Majelis reboan antiwiken klub ke Sentul pun dilakukan tanpa si Ayah. Status efbe malah ngobrolin BPJS. Karena itu yang sedang si Ayah lakukan. Di MRI?
Gusti..... Ya Allah.
Iya, kontrol hasil MRI kemaren memang menunjukkan ada meniscus tear di lutut kanan bagian dalam. Sobeknya bmper lutut yang disebut meniscus.
Gimana rasanya?
Aduhai sekali deh. Ujug-ujug pinggir lutut dalam sakit sekali pada satu posisi duduk tahiyat akhir. Dan sakitnya hanya lokal banget. Tapi itu merambat ke betis, lalu belakang lutut. Jalan sih masih normal, ruku sujud masih bisa. Cuman duduk tahiyat saja yang sakit.
Di sinilah si Kakak marah. Si Ayah emang ngerasa gitu kalo dia overtraining. Karena cerita jujur sama dokter, dokter pun mendukung pernyataan si Kakak. Si Ayah kok malah tersanjung. Ngerasa disamakan dengan atlit. Karena meniscus itu umumnya terjadi pada atlet yang utamanya menggunakan otot kaki dan lompat. Padahal da aku mah apa atuh. Tapi ya si Ayah merasa juga dia terlalu 'mijah' sampe suka lompat-lompat segala.
Tetapi, persepsi overtraining sebagai penyebab kesakitan ini agak terpatahkan dengan apa yang terjadi kemudian.