"Ya sudah, giginya ditambal saja. Beres perkara".
Tentu saja begitu yang ada di benak sahabat si Ayah. Makin cepat ditambal, makin baik. Karena makin cepat juga dilakukan tindakan operasi. Sehingga makin cepat juga sembuh. Dan makin cepat semnbuh, maka makin cepat pula dia ikutan trekking bareng si Ayah. Eh.
Iya, itulah skenario sahabat si Ayah. Lebih cepat lebih baik.Â
Tapi yang menurut kita baik, belum tentu toh itu yang baik bagi kita menurut Allah, Sang Pencipta. Lebih cepat belum tentu lebih baik....dalam kasus ini. Karena... Allah menurunkan Covid.
Jedeeer........
Dan sahabat si Ayah itu giginya tetap berlubang. Dan sahabat si Ayah itu giginya tidak bisa ditambal. Karena.....saat covid dokter gigi tidak melakukan tindakan kepada pasien kan?
Duh Gusti.....
Terbayang di benak si Ayah da, sahabat si Ayah saat itu makin kencang menyanyikan lagunya Katon Bagaskara: "Terpuruk Ku Di sini".
.....
Sebenarnya sih kalo si Ayah jadi dia, dikasih kondisi seperti itu mah cuman bisa pasrah.
"Ah, da aku mah apa atuh Ya Allah Gusti. Cuman remahan rengginang di kaleng Khong Guan".