Warna. Mungkin itu faktor penarik pertama. Mata saya menerjemahkan itu sebagai dark grey atau abu-abu tua.
'Itu hitam, Pak. Hanya permukaannya bertekstur seperti pasir' koreksi Ivan, panggilan Sylvanus Hardiyanto, creator, designer sekaligus owner fmpedals.
Betul saja. Dari dekat terlihat jika kotak pedal itu berwarna hitam. Permukaannya kasar rapi, seperti tekstur pasir pantai. Mungkin itu yang menyebabkan warnanya sepintas seperti dark grey, warna yang cukup identik dengan desain minimalis.
Ivan lalu memperlihatkan pedal-pedal kreasinya.
Demikian pula dengan penempatan knob volume dengan warna mencolok, merah, di antara knob lainnya yang berwarna hitam serta posisinya terhadap tombol boost dan power yang berwarna perak itu terkesan apik.
Keren nih. "Ciptakan perbedaan'. Begitu kira-kira apa yang Ivan lakukan secara tegas. Belum lagi jika warna merah dari aksen dasar bagian dalamnya kelihatan. Makin keren terlihatnya.
Efektif media sosial
Memperhatikan perjalanan fmpedals dari sejak awal itu mengasyikan. Termasuk dalam sisi pemasaran. Bagaimana sebuah produk baru, yang sangat niche berupa pedal gitar, bisa secara efektif masuk ke dalam pasar dalam waktu yang cukup singkat. Ya, saya melihat jika Ivan, CEO fmpedals, memanfaatkan kekuatan media sosial dalam masuk langsung ke jantung konsumen. Dan instagram adalah media sosial yang dipilihnya.