Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mengintip Resep Fmpedals Menerobos Dominasi dan Goes Global

27 Juni 2018   06:29 Diperbarui: 27 Juni 2018   07:48 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komentar postingan di atas. Engaged ya | Foto: screenshot IG
Komentar postingan di atas. Engaged ya | Foto: screenshot IG
Public figure

Dalam beberapa postingan instagramnya, muncul foto-foto public figure, gitaris-gitaris terkenal. Meskipun memunculkan gitaris-gitaris ternama, namun untungnya tidak terlihat sebuah kesan memanfaatkan mereka sebagai seorang endorser. 

"Obrolan" dalam caption dan komentar justru memberi kesan kedekatan fmpedals dengan public figure itu sebagai seorang teman. Jadinya malah membuat munculnya image yang lebih mengena. "Wah Ivan itu memang kenalan gitaris-gitaris ternama nih". Demikian pula review dalam youtube beberapa gitaris terdepan Indonesia.


Termasuk di sini adalah ajakan kolaborasi dari tiga pentolan gitaris terdepan Indonesia.

Kelokalan sebagai sebuah keunggulan

Dan puncak kekaguman pribadi penulis terhadap produk fmpedals ini adalah sesuatu yang sangat sederhana: kentalnya kelokalan dalam produknya. Kelokalan yang tidak selalu berarti muatan lokal. Kelokalan dalam arti pertunjukan bahwa fmpedals itu produk kreatif lokal Indonesia dan mengusung berbagai keragaman lokal Indonesia.

Produk terakhir, 1928. Lokal banget kan. | Foto: Sylvanus Hardiyanto
Produk terakhir, 1928. Lokal banget kan. | Foto: Sylvanus Hardiyanto
Kelokalan ini langsung bisa dilihat dari nama produknya sendiri. Arjuna, nama tokoh pewayangan. Khas Indonesia - meski nama itu juga ditemui di budaya India. Barong - khas Bali banget. Arwana, ikan khas dari Kalimantan. Bahkan produk terakhir pun bernama yang khas Indonesia, 1928. Nama yang coba dimunculkan kembali untuk mengingatkan sejarah. Nama-nama itu adalah nama yang akrab bagi masyarakat kita. Lokal banget. Kelokalan yang disertai juga dengan gambar figur-figur lokal sesuai nama. Gambar yang eksotis, kaya warna, kaya makna.

Bangga Indonesia. Aku Cinta Indonesia | Foto: Sylvanus Hardiyanto
Bangga Indonesia. Aku Cinta Indonesia | Foto: Sylvanus Hardiyanto
Kelokalan dalam produk ini juga diiringi dengan rasa bangga dengan hasil karya sendiri. Bangga sebagai buatan anak Indonesia. Kebanggaan yang secara jelas dinyatakan dalam bentuk stiker-stiker keren. "Bangga Indonesia" di atas warna kebanggaan, merah-putih.

Proud to be fmpedals, f: fabian, m: mikaela, putra putri dari owner fmpedals | Foto: screenshot IG
Proud to be fmpedals, f: fabian, m: mikaela, putra putri dari owner fmpedals | Foto: screenshot IG
Rasanya, sebagai seorang pribadi Indonesia pun, saya memiliki rasa bangga mendapati produk fmpedals. Bangga karena produk kreatif itu memang membanggakan. Bangga karena seperti apa yang dikatakan Joshua Puji Mulia Simanjuntak, Deputi Pemasaran Bekraf : "Produk kreatif adalah produk dengan nilai tambah". Dan nilai tambah fmpedals adalah lokal dalam keragaman.

KITA KAYA KARENA KITA BERAGAM.

Penulis bersama si sulung dan si bungsu berkunjung ke studio fmpedals bersama ownernya, Sylvanus Hardianto | Foto: Rifki Feriandi
Penulis bersama si sulung dan si bungsu berkunjung ke studio fmpedals bersama ownernya, Sylvanus Hardianto | Foto: Rifki Feriandi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun