Jadi tidak memanfaatkan akses dari keluarga?
Mau tidak mau lah, keluarga ge ada pengaruh atuh. Pemahaman bisnis saya ge dari keluarga, pan. Bahkan peluang bisnis yang saya masuki pun setelah berdiskusi dengan keluarga. Tapi, pada saat pelaksanaan bisnis itu ya memulai sendiri. Semuanya sendiri. Bahkan termasuk pemodalan.Â
Maksudnya modalnya pinjam?
Iya lah. Kadang saya pikir langkah saya teh salah. Iya, langkah meminjam dari bank. Kenapa harus pinjam ke bank. Ya ada bunga, ada uang administrasi dan lain-lain. Belum lagi bunganya harus dibayar bulanan. Pan bisnis awal mah belum tentu bisa untung langsung jegeeer. Tapi ya itu tadi. Langkah itu harus dilalui. Harus dilakukan. Ya kalau tidak dimulai, termasuk tidak menerima resiko, bisnis teh moal jalan atuh.
Bagaimana progress bisnisnya sekarang?
Dikeureuyeuh (sabar dilakoni) weh. Dinikmati. Sampai sekarang, praktis mungkin dalam enam tahun proses, saya sudah punya empat toko yeuh. Alhamdulillah nya?
Itu teh pangsa pasarnya sampai ke luar (negeri)?
Gak. Pan saya mah bisnis bahan baku. Pasarna teh Garut, Sumedang, Ciamis, Banjar, Pangandara. Kalo soal pasar mah insya Allah. Di Priangan TImur itu saja masih terbuka.
Oooh
Bahkan keluarga juga tidak menyasar luar negeri. Pangsa dalam saja masih besar.Â
Sebenarnya untuk mebel, ada juga pasar dari pemerintahan atau hotel. Tapi ya gitu, apakah kita mau masuk atau tidak? Persaingan masuk sangat tinggi, belum lagi pan harus pakai jaminan atau uju-ujug aya nu menta komisi. Ah, mendingan bisnis yang membuat kita enjoy dan nyaman saja lah.Â