Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Impian Dia yang Tidak Bermimpi

24 Mei 2016   16:53 Diperbarui: 24 Mei 2016   18:41 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: thequotepedia.com

Mimpi itu sedikit demi sedikit saya realisasikan, meski dengan tataran awal saja.

Di Putussibau, mimpiku berawal

Saya temukan sebuah inspirasi dari seorang anak Dayak, Agustinus Surya Indrawan atau Aday, yang mengelola perkumpulan anak muda di kota kecil Putussibau. Aday menjadi jalan anak-anak muda untuk melakukakn aktivitas yang positif baik itu melalui musik dan kegiatan membaca dan menghidupkan aktivitas remaja di Putussibau. Aday dan komunitasnya bahkan rela membawa kepositifan aktivitasnya jauh ke pedalaman Kapuas Hulu, melewati berjam-jam sungai panjang atau melintas gunung. Saya mulai menuliskan kegiatannya di Kompasiana, termasuk untuk kompetisi Dayakan Indonesia, meski tidak terpilih.

Saya masih memiliki mimpi dengan menghubungkan Aday dan kawan-kawan kepada sebuah penerbitan, sehingga motivasi mereka akan terdokumentasikan. Bahkan saya bermimpi bersama-sama Aday dan kawan-kawan mengerjakan sebuah proyek pembuatan buku tentang keindahan alam Kapuas Hulu dan sekitarnyam terutama keindahan alam yang belum pernah dilihat. Di mimpi saya, buku itu lalu menjadi kebanggaan Pemerintah Kapuas Hulu. Ah, mimpi yang indah apabila hal seperti ini terwujud tidak hanya untuk Aday dan anak muda Kapuas Hulu yang inspiratif, tetapi menyebar ke daerah-daerah lainnya.

Mimpi menjadi ganteng dan ramping bersama

Saya juga tertarik dengan inspirasi yang dibawakan oleh anak-anak muda ganteng, ramping dan penuh tenaga di kota yang dekat dengan pusat negara. Ya, di sebuah taman kota di Kota Tangerang Selatan, saya menemukan komunitas olahraga luar ruang bernama Calistnation. Inspirasi yang tanpa sadar mereka bawakan adalah bahwa bagi anak muda di kota kota, nongkrong tidak selalu identik dengan hal negatif. Mereka melakukan nongkrong positif dengan melakukaan aktivitas olahraga murah dengan mengandalkan berat beban sendiri yang disebut olahraga kalistenik. Mereka juga memperlihatkan persaudaraan yang akrab antara anggotanya, tanpa sekat. Dan inspirasi seperti ini- serta tentunya motivasi hidup ramping, segar dan sehat - diperlukan anak-anak muda yang minder, kurang pede karena memiliki tubuh yang tidak seperti yang mereka inginkan, seperti obseitas atau terlalu kurus. Dengan motivasi fun dan kebersamaan, setidaknya mereka bisa membantu anak muda terhindar dari bully.

Di mimpi saya itu, saya bisa sedikit berkolaborasi dengan anak muda yang energik dan modern itu untuk lebih mensosialisaikan aktivitasnya sehingga bisa lebih banyak anak muda lainnya terbantu dan terbebaskan dari belenggu bully karena bentuk tubuh. Di mimpi itu pun saya memfasilitasi mereka membuat sebuah buku inspirasi beserta panduannya, disertai bantuan dari sisi penulisan. Lebih jauh, mimpi saya membawa saya berbahagia melihat mereka dengan senangnya berbagi inspirasi dan motivasi kepada para siswa sekolah menengah.

Untuk komunitas ini, langkah saya menggapai mimpi mulai tersusun. Selain mulai menuliskan aktivitas mereka di Kompasiana, saya pun mulai intensif bicara untuk mewujudkan langkah selanjutnya: sebuah buku inspiratif dan motivatif.

Bangun sejenak dari mimpi

Ah, mimpi saya masih panjang. Perlu bangun sejenak, untuk lalu berbicara dengan mereka untuk setapak demi setapak merealisasikan mimpi itu. Ah, perlu juga bangun dari mimpi, untuk bersosialisasi dengan segala lapisan masyarakat. Siapa nyana, tahu-tahu ada yang mendukung mimpi ini menjadi kenyataan.

“To make something special, You just have to believe in special” – Kungfu Panda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun