Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serunya Kelas Inspirasi KW2

6 Mei 2016   16:53 Diperbarui: 6 Mei 2016   17:22 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tour de’house

Sebelum bercerita, dengan maksud agar tidak terlalu serius, saya mulai dengan mengajak anak-anak berkeliling rumah. Ada dua area yang saya ingin kenalkan kepada mereka, yaitu kamarnya si Ade – anak saya – yang juga temannya mereka. Yang kedua adalah perpustakaan.

im6-572c6ffb08b0bd7d0911aab1.jpg
im6-572c6ffb08b0bd7d0911aab1.jpg
Tour de Kamar Ade | Foto: Rifki Feriandi

Tidak ada maksud khusus membawa mereka melihat kamar si Ade, karena tidak ada sesuatu yang istimewa dari fisik kamarnya. Saya hanya ingin mendekatkan anak-anak dengan anak saya saja melalui visual. Ada dua hal yang saya jelaskan saat itu. Pertama mengenai piala-piala yang dipajang. Saya tekankan bahwa piala-piala itu adalah hasil perlombaan di sekolah yang kebetulan anak saya menangkan – seperti juga dimenangkan anak-anak yang lain. Tapi saya kemukakan bahwa anak saya pun sering pulang dengan tangan kosong karena kalah. Jadi, kalah menang ya tidak apa-apa. Hal kedua yang saya tunjukan adalah buku-buku di meja anak saya. Saya ingin menunjukan bahwa seperti yang dilakukan di sekolah, anak saya juga suka baca buku di rumahnya.

im7-572c7005f192737b1260ab23.jpg
im7-572c7005f192737b1260ab23.jpg
Tour de Perpustakaan | Foto: Rifki Feriandi

Apakah pembicaraan saya didengar mereka? Iya, tentu saja...meski cuman sebentar, karena mereka – yang mayoritasnya anak perempuan – lebih tertarik ke tumpukan boneka kecil di sudut kamar si Ade,

Nah, di area perpustakaan saya ingin memperlihatkan buku-buku kepunyaan ayah dan ibu anak saya. Saya sedikit hubungkan buku di perpustakaan itu dengan kebiasaan membaca yang akan menambah pengetahuan dan menjadi pintar. Ucapan yang khas buat anak kecil kan, meski sebenarnya terlalu mainstream.

Apa sih profesiku? Bingung aku?

Setelah berkumpul lagi, saya mulai bercerita mengenai profesi. Istri dan bunda di sekolah sebenarnya ingin saya bercerita mengenai “ayah sebagai penulis”. Tapi saya ragu, karena profesi saya kan bukan penulis. Saya hanya suka menulis. Jadi saya mengambil keputusan menceritakan profesi sebagai insinyur dengan hobi menulis.

im8-572c7018567b6161068d61cf.jpg
im8-572c7018567b6161068d61cf.jpg
Inspirasi Profesi & Hobi | Foto: Rifki Feriandi

Menjelaskan profesi insinyur kepada anak TK sangat tidak mudah. Satu-satunya cara yang terlintas saat itu adalah insinyur yang membangun gedung atau membuat mesin. Gedung kan mudah memvisualisikannya. Saya mengambil contoh gedung-gedung tinggi yang ada di Jakarta. Pekerjaan insinyur adalah yang membangun gedung itu. Bisa jadi banyak insinyur yang protes, karena membuat atau membangun gedung adalah kerjaan kontraktor atau tukang, sedangkan insinyur adalah mendesain dan mengawasi. Tapi bahasa itu, mendesain dan mengawasi, tidak saya pakai karena anak-anak pastilahtidak paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun