Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serunya Kelas Inspirasi KW2

6 Mei 2016   16:53 Diperbarui: 6 Mei 2016   17:22 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Begini aja Yah....”, kata istri. “Oh. Bagaimana kalau begini....” tanya saya. “Jangan Yah, mendingan begini....”. “OK! Dek, kalo nanti begini, kira-kira seru gak?”, “Oh, iya deh. Tapi nanti Ade begini yah”. Pokoknya obrolan seperti itulah. Intinya, saya disarankan untuk bicara agak pelan, jangan terlalu cepat – maklum, bicara saya mirip lah dengan kecepatan Valentino Rossi. Lalu, intonasinya jangan terlalu keras – karena dalam satu kondisi, terkadang si Ade saja tidak bisa membedakan jika saya sedang marah atau cuman memberi tahu. Juga jangan lupa untuk terus tersenyum – karena “wajah ayah galak, takut” – kata si Ade.

im3-572c6fb97797736307a6fb9e.jpg
im3-572c6fb97797736307a6fb9e.jpg
Anak-anak TKB Hanifa dari bentuk sepatu | Foto: Rifki Feriandi

“Ingat ya Yah, jangan panggil mereka dengan kata “anak-anak”. Panggil mereka dengan “teman-teman”. Karena itu yang dilakukan Bunda-bunda”, pesan istri yang terakhir. Dan terus terang, ini saran yang harus selalu saya ingat, karena jika tidak mendengar pesan ini, saya sudah siap-siap menggunakan kata “anak-anak”.

Oh, so cute. They are only a little kids, tapi ......

Lalu, satu rombongan pertama datang. Anak-anak TK dengan ciri khasnya: lucu-lucu. Tangan anak-anakTK yang kecil-kecil itu lalu mencium tangan khas cium tangan terhadap guru, meski wajahnya menghadap ke mana. Oh, so cute. They are only a little kids, tapi ..... Lalu.....pecahlah kesepian itu oleh teriakan-teriakan, obrolan-obrolan di antara mereka. Tidak hanya berteriak, tetapi mereka lincah mengekplorasi segala sudut rumah. Mereka penuh dengan energi. Seru melihat mereka.

im4-572c6fd457977355071aec94.jpg
im4-572c6fd457977355071aec94.jpg
Oh, so cute.... | Foto: Rifki Feriandi

Ketika rombongan kedua datang, gemparlah dunia. Anak-anak makin aktif, terus berceloteh, bergerombol ke sana ke mari. Semua masih dalam toleransi, karena mereka masih anak-anak.

Komando: Cukup satu kata

Seorang guru TK itu ternyata sangat powerful. Semua keriuhan khas anak-anak itu sekejap senyap ketika mereka mendengar Bunda-nya berkata: “BERSIAP!”. Dengan satu kata lembut itu saja, anak-anak langsung duduk membentuk lingkaran dengan rapi. Ada sih satu dua anak yang tidak bisa diam, namun wajar kan.

im5-572c6fe9717a61ec1b54b763.jpg
im5-572c6fe9717a61ec1b54b763.jpg
Bersiiiiap | Foto: Rifki Feriandi

Bunda lalu membuka kata dengan memberi aba-aba untuk bersalam dan berdo’a. Lalu, saya pun bersiap berlaku sebagai Yanda – panggilan untuk guru laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun