Mohon tunggu...
Rifda Gista Zahara
Rifda Gista Zahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Terjemah Ayat Al-Qur'an, Hadits, dan Perkataan Ulama

25 Desember 2021   21:17 Diperbarui: 25 Desember 2021   21:25 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Tarjamah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari analisis terjemah ini adalah untuk memenuhi tugas  UAS pada mata kuliah Tarjamah. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Toto Edidarmo, M.A selaku Dosen Tarjamah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. 

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan tugas ini.

Dalam artikel ini saya akan menganalisis tentang hasil terjemahan Arab-Indonesia, yang terdiri dari ayat al-qur'an, hadits, dan perkataan ulama.

  • Pembahasan

Pertama, saya akan menganalisis ( Q.S Ali Imran ayat 104 )

Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Ali Imran ayat 104)

Menurut saya, penerjemahan ini sudah spesifik dan cukup bagus. Karena, tidak ada perbedaan arti dari tahun ke tahun. Didalam Al-quran Kemenag RI terjemah dari surah Ali Imran ayat 104 yaitu ''Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.[1] Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika dilihat dalam Mushaf Al-quran dari Kementrian Agama Republik Indonesia atau bisa disebut juga Al-quran Kemenag, terjemahan tersebut sudah sesuai dan sama persis dengan terjemahan yang ada pada Al-quran. 

Hal inilah yang meyakinkan saya bahwasanya terjemahan ayat diatas yang saya temukan pada salah satu Website berita terkenal yaitu Republika Online, itu sudah cukup baik dan sesuai dengan kaidah penerjemahan. Dalam terjemahan ini, mungkin saya akan memberikan penjelasan mengenai makna ma'ruf dan mungkar saja. Menurut kamus al-Munawir Arab-Indonesia terlengkap bahwa arti amar adalah memerintahkan. 

Maruf artinya adalah kebajikan. Nahi artinya melarang atau mencegah. Munkar artinya adalah keji atau munkar.[2] Kemudian, amar ma'ruf nahi munkar secara terminologi ialah megajak kepada perbuatan yang baik dan mencegah kepada perbuatan yang munkar. Secara etimologi amar berarti adalah perintah, ajakan, anjuran, himbauan bahkan juga berarti permohonan. maruf artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti melarang, mencegah dan munkar berarti durhaka.[3]

 Kedua, saya menganalisis hadits Muttafaq 'Alaih . (Sahih al-Bukhari, 611. Muslim 383)

 " "

 Artinya : Jika kalian mendengar kumandang adzan , maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzdzin . (HR . Muttafaq ' Alaih)

 Menurut saya, kualitas hadits ini sudah baik. Karena pernerjemahan pada hadis diatas menggunakan metode kata demi kata. Yakni penerjemahan tersebut hanya memindahkan secara langsung isi teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara kata demi kata tanpa mengadakan perubahan susunan kata bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.[4]

 Namun, saya melihat beberapa artikel lain bahwa ada periwayat lain (HR. Muslim no. 384 ) yang menerjemahkan lebih mudah dipahami oleh si pembaca yaitu dalam kalimat ''Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin'' dibandingkan penerjemahan hadis di atas. [5] Kemudian, pada kata  pada hadits di atas diterjemahkan ''kumandang adzan'' tetapi menurut saya, kumandang nya tidak usah dipakai. Jadi artinya '' Jika kalian mendengarkan adzan''. Kemudia pada kata   pada terjemahan hadits diatas yaitu '' sebagaimana'' menurut saya, lebih cocok dengan ''seperti''. Jadi, arti yang tepat menurut saya seperti ini '' Jika kalian mendengarkan adzan, maka ucapkan seperti apa yang diucapkan muadzin''. 

 Ketiga, saya akan menganalisis pendapat ulama.

 Dikutip dair kitab Nashaih 'Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berpesan:

 Artinya: "Nikmat (yang paling utama) ada enam perkara, yaitu: Islam, Alquran, Nabi Muhammad, Keselamatan (hilangnya hal yang tidak disukai), dan tertutupnya aib, dan tidak memerlukan bantuan orang lain (dalam urusan dunia)".

 Menurut saya, penulisan arab diatas terdapat beberapa kekeliruan, sehingga sedikit membingungkan para pembacanya walaupun dalam segi tarjamah nya benar. Seperti :  Dalam kata   biasanya dijumpai ditulis dengan  .

 Dalam kata    seharusnya

 Dalam lafadz     yang saya ketahui hanya memakai satu alif, sedangkan dalam redaksi hadits tersebut memakai dua alif

 Dalam kata   , yang saya temukan di beberapa artikel memakai alif, jadinya  [6]

 Kemudian, pada kalimat ''dan tidak memerlukan bantuan orang lain'' menurut saya, kurang cocok jika diterjemahkan seperti itu. Tetapi, ''bergantung kepada manusia'' . Karena jika difikir secara logika, masa kita hidup tidak memerlukan bantuan orang lain. Maka dari itu, menurut saya kurang tepat penggunaan katanya.

 Jadi, penulisan nya yang benar sesuai kitab Nasoihul Ibad nya yaitu :

 [7]

 Di dalam terjemahan hadits tersebut bahasa yang digunakan sudah baik, sehingga pembaca mudah memahami arti dan maksud dari terjemahan tersebut. Hanya saja, terdapat beberapa kekeliruan dalam penulisan arab nya.

 Kesimpulan  

 Secara keseluruhannya, dalam melakukan penerjemahan suatu teks, seseorang perlulah memenuhi atau mengetahui strategi yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, penerjemahan adalah sesuatu hal yang sangat membutuhkan ketelitian dan keuletan dalam pelaksanaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun