Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mak Wo

4 Agustus 2019   06:43 Diperbarui: 4 Agustus 2019   06:47 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana kembali tenang. Para ibu kembali berbincang tentang rencana masak pagi ini agar suami semakin cinta. Tawa pun pecah. Perbincangan semakin seru hingga sayur Mak Wo tak bersisa. Tiba baginya rehat sejenak agar bila terbangun bisa agak segaran.

***

Mendadak sore yang cerah diributkan pembicaraan masalah Mak Wo. Ada berita bahwa perempuan itu telah meninggal dunia.

"Apa? Mak Wo meninggal dunia?  Kok bisa? Tadi pagi dia segar saja." Bik Ici kebingungan.

"Umur orang siapa yang tahu, Bu."

Para lelaki mengambil peci, bergegas menuju rumah Mak Wo. Para ibu mengambil beras di gentong, mengikuti suami mereka.

Sesampai di rumah Mak Wo, terjawab sudah. Ternyata bukan Mak Wo yang meninggal dunia, melainkan si Gubal, lantaran minum minuman keras oplosan. 

Mak Wo hanya bisa menangis sesunggukan, kenapa cucunya meninggal dunia begitu cepat. Bapak-ibu Gubal baru bisa datang malam harinya. Mereka hanya bisa menyesali hal yang sudah terjadi.

Besok-lusanya, Mak Wo kembali disibukkan usaha sayuran. Dia bingung bisa bergelut kembali pasar induk seperti sepuluh tahun lewat. Apakah karena dia senang setelah Gubal sudah tiada?

---sekian---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun