Suasana kembali tenang. Para ibu kembali berbincang tentang rencana masak pagi ini agar suami semakin cinta. Tawa pun pecah. Perbincangan semakin seru hingga sayur Mak Wo tak bersisa. Tiba baginya rehat sejenak agar bila terbangun bisa agak segaran.
***
Mendadak sore yang cerah diributkan pembicaraan masalah Mak Wo. Ada berita bahwa perempuan itu telah meninggal dunia.
"Apa? Mak Wo meninggal dunia? Â Kok bisa? Tadi pagi dia segar saja." Bik Ici kebingungan.
"Umur orang siapa yang tahu, Bu."
Para lelaki mengambil peci, bergegas menuju rumah Mak Wo. Para ibu mengambil beras di gentong, mengikuti suami mereka.
Sesampai di rumah Mak Wo, terjawab sudah. Ternyata bukan Mak Wo yang meninggal dunia, melainkan si Gubal, lantaran minum minuman keras oplosan.Â
Mak Wo hanya bisa menangis sesunggukan, kenapa cucunya meninggal dunia begitu cepat. Bapak-ibu Gubal baru bisa datang malam harinya. Mereka hanya bisa menyesali hal yang sudah terjadi.
Besok-lusanya, Mak Wo kembali disibukkan usaha sayuran. Dia bingung bisa bergelut kembali pasar induk seperti sepuluh tahun lewat. Apakah karena dia senang setelah Gubal sudah tiada?
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H