Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ijah Sang Penari

20 April 2019   16:46 Diperbarui: 20 April 2019   16:50 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

Ijah tak ingat apa-apa lagi. Tiba-tiba seseorang telah menubruk dan menusuk jantungnya dengan pisau. Sedangkan Cakil sekonyong telah tewas bersimbah darah. Dalam regangan nyawa, Ijah melihat orang yang menusuknya adalah Sangkur.

"Kau?"

"Ya, aku masih hidup! Percuma kau membunuhku. Aku memiliki ilmu rawa rontek. Hahaha!"

Ijah tersentak! Dia terbangun dari mimpi panjang. Tubuhnya bersimbah keringat. Di sebelahnya tertidur dengan dengkur halus seorang lelaki. Dia adalah Sangkur. Lelaki yang menjadi suaminya seminggu ini. Lelaki yang di dalam mimpi-mimpinya berhasil dia bunuh. Tapi selalu di dalam mimpi. Bukan di dunia nyata. Ijah sang penari itu harus takluk kepada seorang lelaki jelek yang beristri dua.

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun