"Lho, kok tiba-tiba mudik semua? Mana cucuku?" Emak langsung memeluk ketiga anaknya tanpa merasa bersalah telah membuat mereka cemas.
"Kami mencemaskan Emak. Di surat Emak, Emak meminta kain putih. Jadi kami takut kalau-kalau Emak..." Rokian tak sampai hati melanjutkan omongannya.
"Siapa yang meminta kain putih?" Emak membelalak.
"Lho, di surat itu?" Kali ini Piah yang membalas.
Emak menoleh ke arah Munah. "Kau menulis kain putih di surat itu ya, Munah?"
Munah menatap Emak dengan mata bersimbah air mata. "Iya, Mak. Emak kan meminta dikirimi Kak Rokian Ihram? Ihram itu kata Emak adalah kain putih. Munah tak bisa menulis kata-kata ihram. Jadi Munah tulis saja kain putih."
Rokian dan dua adiknya saling pandang. Meski kecewa telah berdag-dig-dug dengan berita yang dikabarkan surat Emak, akhirnya hati mereka lega sebab tak ada kejadian yang merisaukan hati.
"Ihram itu akan Emak hadiahkan kepada Ihsan yang tiga bulan lagi berangkat ke tanah suci."
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H