Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Abi

15 Maret 2019   08:25 Diperbarui: 15 Maret 2019   08:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak mau menjawab. Setelah beranjak pergi meninggalkannya, Mahmud hanya terlongo. Dia mendecak. Menepis-nepis angin dengan telapak tangannya. Selanjutnya berjalan berlawanan arah denganku.

Sungguh, bukannya aku sangat naif tak mau melihat kondisi keluarga Abi di polda. Aku hanya takut mandul menahan emosi. Aku takut mencak tak karuan di sana, yang bisa-bisa membelokkan dugaan aparat, bahwa aku juga terlibat sebagai pelaku pengeboman itu.

Ah, kutatap remang senja yang merapat. Kutendang sebuah kaleng rombeng yang menghalangi langkah ini. Benar-benar sebuah kelucuan. Kenapa seorang alim yang kukenal, dicurigai pelaku pengeboman. 

Apa salahnya orang berpeci haji, bersarung, berwajah putih-bersih dan berjenggot tipis, selalu menjadi sasaran kebuntuan akal orang-orang itu? Apa salahnya berpenampilan agamis, sehingga untuk keluar masuk dan dalam negeri  mesti diperiksa ekstra ketat? Apakah mereka bajingan yang harus ditakuti dan dibasmi? Bukankah orang sepertiku yang harus dicurigai? Lelaki urakan, berambut gondrong-gimbal, kulit wajah tak rata, tatap mata liar. Ach, dunia ini memang aneh! 

Sepintas kulihat bayangan wajahku di permukaan comberan. Sepertinya berpuluh bulan wajah itu tak disentuh air wudhuk.

---sekian---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun