"Oya, saya mau tanya. Coba, apa kira-kira hal yang selalu Bapak impikan selama ini?" Lelaki itu menatap Sugik yang berulangkali memperbaiki letak pecinya.
Impian Sugik selama ini memang ingin berangkat haji. Tapi, ah! Manalah mungkin impian seperti itu diumbar dibandingkan menemukan uang yang lima belas juta itu.
"Impian saya tak ada, Pak." Kali ini Sugik tak jujur.
"Kebetulan saya bernazar untuk tahun ini akan mengajak dua orang. Ya, kebetulan pula kejadian uang hilang itu mempertemukan kita. Mungkin Ibu dan Bapak telah sejodoh dengan keinginan saya." Lelaki itu tertawa pelan.
Istri Sugik keceplosan. "Mau mengajak kami jalan-jalan ke Jakarta ya, Pak?"
Lelaki itu menepuk-nepuk pundak Sugik. "Lebih jauh dari itu. Ke tanah suci Mekkah. Melaksanakan ibadah haji."
Sugik terpana. Istrinya berurai air mata.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H