Dua bulan berselang, alhamdulillah ada penjagal baru di bekas lapaknya. Orangnya kurus, berkulit putih, berwajah ramah. Sapa dan senyumnya selalu terlempar kepada setiap orang yang melintas di depan lapaknya. Hanya saja, dia sama sekali tak bisa menandingi kejujuran seorang Pujal. Â Meskipun almarhum itu mahal senyum, berwajah bengis dan temperamen, dia tetap mampu memuaskan pelanggan. Berat daging selalu pas sesuai permintaan. Sapi yang dijagal masih segar. Sungguh kami merasa sangat kehilangan dia. Amat kehilangan!
---sekian----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H