Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menggantang Asap

28 Januari 2019   12:10 Diperbarui: 28 Januari 2019   13:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lututku gemetar. Perutku mual. Aku berharap Said datang menjengukku. Tapi nol besar. Aku berharap pengawas atau pemilik kebun sawit itu membebaskanku. Nol besarnya ternyata makin besar. Hanya di malam yang penuh asap, istriku datang bersama Ule. Mereka menangis sejadinya, mengimbangi tangisku yang sedu-sedan. Kutanyakan Isah ke mana. Istriku menjawab, "Isah batuk terus. Tak sekolah hari ini. Tadi siang kubawa ke puskemas. Kata bidan dia terkena i...ipa apa, aku tak ingat."

"Ilmu pengetahuan alam kok jadi penyakit?"

"Entahlah!"

Lututku gemetar. Perutku mual. Harusnya aku sadar bahwa bermain dengan asap lebih sering berbuah bencana.

---sekian---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun