Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Etek Pulang Kampung

19 Januari 2019   13:41 Diperbarui: 21 Januari 2019   16:49 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ref. Foto : pixabay

Begini. Si Etek itu sudah lebih sepuluh tahun merantau ke Jakarta. Terkabar di tahun pertama dan kedua, dia bekerja di perusahaan kontraktor. Tapi perusahaan kontraktor itu bangkrut, dan hilanglah kabar kemegahan si Etek. Tiga tahun belakangan ini, namanya kembali harum. Sesekali wajahnya nampang di tivi lapau si Ijon yang layarnya sering seperti dirubung lebah itu. Belum lagi di hari raya idul adha tahun kemarin, dia berkurban seekor sapi. Selain dia, ayah-emaknya, nebeng  pula empat kerabat yang mendekat-dekatkan diri kepada keluarga Etek, sekadar menggenapkan tujuh orang peserta kurban.

"Etek pasti bertambah tampan saja."

"Dia sudah menikah belum?"

"Kabarnya belum."

"Mampuslah kita. Rafiah Mun pasti digaetnya."

"Atau si Siti anak kepala kampung?"

"Kabarnya pak lurah ikut menyambut Etek."

"Ada gordang sambilan juga?"

"Ya, nanti dia diarak dengan tarian tor-tor, pencak silat, dikalungi ulos, juga ada gendang dan talempong."

"Hebat benar dia."

"Enak betul menjadi artis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun