Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana Tepung

16 Januari 2019   13:31 Diperbarui: 16 Januari 2019   13:44 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Membeli mobil?" Aku terlonjak.

"Sebenarnya belum lunas. Baru sebagian yang kubayar. Mobil itu bekas mobil Kak Syaf. Dia bersedia mobilnya kucicil. Ya, nanti Mas juga tak usah berpanas-panas pergi-pulang kantor. Tak kena hujan dan masuk angin." Dia menggeser piring makanan di meja ke dekatku. "Maaf juga salahku selama ini kurang memerhatikan Mas dan terlalu sibuk di dapur. Ya, semua ini karena aku sangat ingin kita memiliki mobil. Kita bisa pergi ke mana-mana dengan anak tanpa takut kepanasan dan kehujanan. Apa yang kulakukan, tak salah kan, Mas?"

Mataku terasa pedas. Lidahku kelu. Senyum perempuan itu semakin lebar.

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun