"Mas tidur dengan perempuan mana tadi malam?" jeritnya.
"Dengan perempuan? Perempuan mana?"
"Malah balik bertanya! Nih, buktinya." Dia mendekatkan kuku jari tangannya ke mataku. Ada benda hitam dan percikan darah di situ. "Ini kutu dari mana?"
Gara-gara kutu rambut itulah akhirnya hampir sebulan kami tak seranjang. Bukannya kami pisah rumah atau bermaksud bercerai. Melainkan aku tidur di sofa karena istriku tak mau tertular kutu rambut.
Begitulah ceritanya. Kau puas? Mohon maaf kalau cerita ini hanya membuatmu sebal. Tapi kau harus mendengarku sampai titik terakhir pengucapan. Kau, redaktur dan entah siapa saja yang membaca ini memang sudah terkena kutukan yang tak boleh disebut namanya. Kau dan yang lainnya tak sengaja---kendati hanya dalam hati---telah menyebutnya pada alinea pertama cerpen ini.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H