(Ikan Adalah Pertapa. Hal: 50)
Meski tak dirinci lebih lanjut, namun dari tagihan-tagihan yang bertumpuk setidaknya menggambarkan bagaimana biaya hidup yang cukup banyak. Hal ini juga disinggung di puisi "Apartemen Burung Merpati Putih"
Di Yangpyong biaya pemanas mengerikan
sehingga aku membaca Chungtzu di dalam selimut
dan memulai perjalanan sepuluh tahun lalu
(Ikan Adalah Pertapa. Hal: 46)
Dari penggalan larik biaya pemanas mengerikan menandakan betapa mahalnya kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga aku lirik lebih membaca satu karangan di dalam selimut agar terasa hangat. Mengalihkan suasana. Mencari kehangatan dalam kehidupan masa lalu.
Kemiskinan
Sebenarnya kemiskinan tak akan lekang dari suatu negara. Begitu pun di Korea Selatan. Tentu kita telah familiar lagu hit yang sempat meledak di tahun 2011an berjudul Oppa Gangnam Style. Sebuah lagu yang menunjukkan hingar-bingar kehidupan kota Gangnam. Seperti merepresentasikan kehidupan kota di Korea Selatan. Namun, bila kita telisik kembali sejarah dari kota tersebut, sebenarnya ada kelompok yang menjadi korban atas dibangunnya kota Gangnam. Yaitu mereka yang kini menetap di daerah Geongnam yang berdekatan dari kota Gangnam. Daerah Geongnam sendiri merupakan salah satu daerah kumuh tak terurus yang ada di sana. Bahkan, penduduknya sendiri pun banyak yang tidak memiliki kartu identitas akibat sangat tidak diberi perhatian oleh pemerintah sana.
Dalam Ikan Adalah Pertapa, terdapat satu puisi berjudul "Sebuah Puisi Yang Tak Dapat Ditulis" yang menggambarkan orang-orang kelas bawah yang menetap di pintu keluar-masuk stasiun.
Apabila pergi ke kota Seoul, siapkan dua lembar uang kertas
  seribu won
Satu lembar diperlukan di tangga bawah tanah Stasiun
   Cheongyangri dan satu
lembar lagi diperlukan di pintu keluar No 2 Stasiun
  Jonggak
(Ikan Adalah Pertapa. Hal: 60)
Di bait selanjutnya pun dijelaskan bahwa mereka adalah para gelandangan. Gelandangan yang mendiami stasiun menuju kota Seoul. Gelandangan yang menandakan strata kemiskinan seseorang di sebuah kota yang bisa dibilang sebagai megapolitan. Tapi, kembali lagi. Sejatinya kemiskinan memang tak kan pernah lekang dari suatu negara.